Sidoarjo (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur meminta kepada warga masyarakat yang ada di kabupaten setempat untuk bersatu dalam rangka menanggulangi penyakit HIV/AIDS menyusul masih tingginya penderita penyakit tersebut.

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan semua pihak harus bersatu padu menanggulangi dan mengendalikan penularan penyakit mematikan tersebut supaya tidak banyak menyebar.

"Semua itu tidak mudah tanpa peran serta dan kerjasama semua pihak, khususnya mitra dan pemangku kepentingan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sidoarjo bersama masyarakat Sidoarjo," katanya saat Pertemuan Koordinasi Stakeholder dan Mitra KPA Kabupaten Sidoarjo di Aula Delta Karya Sekretariat Daerah kabupaten Sidoarjo, Kamis.

Ia mengemukakan, sasaran program elemen masyarakat melalui pemahaman informasi dan deteksi dini penemuan kasus HIV/AIDS dapat dilakukan di lingkungannya masing-masing. 

"Dengan semakin banyak pihak yang terlibat dan berpartisipasi diharapkan pencegahan penularan HIV/AIDS dapat terus dilakukan di Kabupaten Sidoarjo," katanya.

Sementara itu Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo H. Usman mendukung terhadap program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo. 

"Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan dimasukkannya Raperda Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dalam Prolegda Kabupaten Sidoarjo. Sebelum akhir 2016, perda ini bisa disahkan DPRD Kabupaten Sidoarjo," katanya.
 
Sesuai dengan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo mencatat hingga akhir Juni 2016 ada 1.741 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sidoarjo. 

Lebih dari 80 persen Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) merupakan usia produktif dan 370 orang di antaranya telah meninggal dunia. Data tersebut menjadikan Kabupaten Sidoarjo berada pada urutan ke 5 kabupaten/kota dengan kasus HIV/AIDS terbanyak di Jawa Timur.

Dari data yang ada, penularan HIV di Kabupaten Sidoarjo tidak hanya terjadi pada kelompok atau komunitas risiko tinggi saja melainkan sudah merangkak jauh ke wilayah yang semula dianggap tidak berisiko.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016