Madiun (Antara Jatim) - Harga komoditas cengkih di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, anjlok dari sebelumnya mencapai Rp120 ribu kini hanya Rp97 ribu per kilogram akibat anomali cuaca hingga membuat petani setempat merugi.
Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Madiun Hadi Subandono, Sabtu, mengatakan, hujan yang sering mengguyur lereng Gunung Wilis akhirakhir ini membuat petani kesulitan menjemur cengkih hasil panenannya.
"Akibatnya harga cengkih yang dijual petani anjlok karena kondisinya masih basah. Dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mengeringkan cengkih," ujar Hadi Subandono kepada wartawan.
Pihaknya mencatat, harga cengkih pada bulan Agustus tahun 2015 mencapai Rp120.000 per kilogram dalam kondisi kering, sedangkan pada bulan yang sama di tahun 2016 turun menjadi Rp97.000 per kilogram.
"Tidak hanya harga yang turun, produksi cengkih oleh petani cengkih di Kabupaten Madiun pada tahun ini juga menurun sekitar 15 hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu," kata dia.
Data Dishutbun setempat mencatat, total produksi cengkih di wilayah Kabupaten Madiun selama tahun 2015 mencapai 1.060 ton dari lahan sekitar 1.000 hektare.
Di tahun 2016 hasil cengkih menurun akibat sekitar 208 hektare lahan yang ada diserang hama. Petani mengaku tidak dapat berbuat banyak menghadapi kondisi tersebut.
Adapun, wilayah di Kabupaten Madiun yang digunakan untuk pembudidayaan tanaman cengkih terdapat di kecamatan di lereng Gunung Wilis. Yakni di Kecamatan Kare, Dagangan, dan Gemarang.
Para petani berharap cuaca segera kembali normal, yakni banyak sinar matahari saat musim kemarau. Sehingga proses pengeringan cengkih dapat maksimal. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016