Bangkalan (Antara Jatim) - Sebanyak 139 dari jumlah total 556 calon haji asal Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mengidap penyakit berisiko tinggi dan perlu penanganan khusus selama menunaikan ibadah haji.

"Ini sesuai dengan hasil pemeriksaan tim medis di Dinas Kesehatan Bangkalan," kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan A. Walid Yusufi di Bangkalan, Sabtu.

Calhaj yang masuk kategori berisiko tinggi itu  rata-rata menderita penyakit jantung, dan diabetes.
 
"Umurnya rata-rata diatas 40 tahun," terang Yusufi.

Dinkes menyarankan agar calhaj asal Kabupaten Bangkalan yang berisiko tinggi itu  nantinya mendapatkan pengawasan khusus dari ketua kelompok terbang (kloter) dan pendamping haji. 

Nantinya, kata Yusufi, calhaj yang berisiko tinggi tersebut akan diperiksa lagi oleh tim medis sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Kasi Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama (Kemanag) Bangkalan Abd Hamid mengatakan, pihaknya telah menerima data calhaj yang masuk kategori berisiko tinggi itu, dan oleh karenanya, Kemenag akan meminta para pembimbing untuk melakukan pengawasan khusus.

"Data-data calhaj yang berisiko tinggi itu juga akan kami sampaikan kepada panitia penyelenggara ibadah haji di Kanwil Kemenag Jatim, sehingga pemantauan oleh panitia bisa lebih maksimal," katanya.

Sesuai keputusan dari embarkasi Surabaya, calhaj asal Kabupaten Bangkalan nantinya akan tergabung dalam kloter 5 dan 6, dan mereka akan berangka menunaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci Makkah pada 10 Agustus 2016.

Jumlah calhaj asal Kabupaten Bangkalan yang menunaikan rukun Islam kelima pada musim haji tahun ini, lebih banyak dari 2015. Sebab, saat itu, calhaj asal Kota Salak ini hanya sebanyak 483 orang.

Sebelumnya, pada 2014, calhaj asal Kabupaten Bangkalan yang menunaikan ibadah haji sebanyak 583 orang. 

Sedangkan pada 2013, warga Bangkalan yang menunaikan ibadah haji yang terdaftar di Kemenag Bangkalan sebanyak 679 orang. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016