Sumenep (Antara Jatim) - Pengelola SMA PGRI Sumenep, Jawa Timur, siap merelokasi bangunan sekolahnya yang tercatat sebagai salah satu objek penghambat keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

"Sesuai hasil musyawarah internal, kami bersama yayasan dan pengelola teknis SMA PGRI siap untuk merelokasi bangunan tersebut dengan catatan tidak merugikan kami," kata Ketua PGRI Sumenep, Nurul Hamzah di Sumenep, Selasa.

Ia menjelaskan, pihaknya memahami kebijakan pemerintah daerah yang menginginkan bangunan SMA PGRI direlokasi ke tempat lainnya.

"Relokasi itu memang untuk kepentingan umum. Kami sadar atas kondisi tersebut. Namun, tolong, azaz kepentingan umum itu jangan sampai merugikan kami, utamanya anak didik kami," ujarnya. 

Pada awal pekan lalu, pemerintah daerah telah menggelar rapat untuk membahas posisi bangunan SMA PGRI yang menjadi salah satu "obstacle" keselamatan penerbangan pesawat di Bandara Trunojoyo.

Tim dari Pemkab Sumenep dengan melibatkan Otoritas Bandara Trunojoyo juga telah turun ke lapangan guna memperoleh gambaran rinci atas posisi bangunan SMA PGRI sebagai "obstacle".

"Relokasi bangunan SMA PGRI itu memang tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa atau dipaksakan pada tahun ini. Sekali lagi, kami akan menghormati keputusan pemerintah daerah dengan catatan tidak merugikan kami," kata Nono, sapaan Nurul Hamzah.

Ia juga mengemukakan, sejak beberapa hari lalu, pihaknya telah menyurvei sejumlah lokasi yang dinilai layak dan strategis sebagai lokasi baru pembangunan gedung SMA PGRI.

"Kami telah melaporkan rencana relokasi SMA PGRI Sumenep kepada pengurus PGRI Jawa Timur. Pada prinsipnya, PGRI Jawa Timur juga tidak keberatan atas rencana relokasi tersebut selama tidak merugikan kepentingan SMA PGRI Sumenep," ujarnya.

Pada tahun ini, landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo Sumenep diperpanjang dari 1.130 meter menjadi 1.600 meter dan diperlebar dari 23 meter menjadi 30 meter.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprogramkan perpanjangan dan pelebaran landasan pacu pesawat di Bandara Trunojoyo supaya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan pesawat berkapasitas 70 penumpang. 

Proyek tersebut sudah dikerjakan oleh rekanan pelaksana dan ditargetkan selesai pada November 2016.  

Kalau sudah selesai, nantinya jarak antara ujung landasan pacu pesawat dengan bangunan SMA PGRI itu sekitar 230 meter dan kondisi tersebut membahayakan aktivitas penerbangan pesawat dari dan ke Bandara Trunojoyo. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016