Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah warga miskin di Kabupaten Madiun yang mendapat jatah bantuan hibah pemasangan listrik gratis dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur tahun 2016 yang disalurkan melalui Yayasan Terang Untuk Bangsa, berharap segera terwujud.

Harapan itu salah satunya dimiliki oleh Katinem, warga Dusun Cerme, Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari. Janda tersebut tidak memiliki listrik mandiri yang sangat dibutuhkannya. Selama ini, untuk menikmati listrik, ia terpaksa menyalur tetangganya.

"Katanya mau dapat bantuan listrik gratis. Tapi belum bisa dipasang karena tidak mempunyai kartu," ujar Katinem kepada wartawan, Senin.

Adapun, kartu yag dimaksud adalah kartu sakti Presiden bagi warga miskin, yakni Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Kartu tersebut diberikan bagi warga mskin untuk mendapatkan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lainnya secara gratis.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Paikem, warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Ia sedikit beruntung karena memiliki Kartu Indonesai Sehat, namun bantuan hibah pemasangan listrik gratis tersebut belum juga terlaksana. 

"Memang kemarin didata kelompok masyarakat akan mendapat bantuan listrik gratis, namun hingga sekarang belum dipasang. Katanya masih menunggu proses," kata Paikem.

Ia sangat ingin di rumahnya segera ada listrik. Biaya pemasangan listrik yang sangat mahal, membuat janda tersebut tidak memiliki listrik dan menyalur dari tetangga terdekatnya.

Ketua Yayasan Terang Untuk Bangsa, Iwan Susanto, selaku pendamping kelompok masyarakat penerima hibah, mengatakan, bantuan hibah pemasangan listrik gratis tersebut terkendala pelaksanaannya dengan adanya aturan PLN. Berdasarkan SE Direktur Niaga PLN yang dikeluarkan 23 Oktober 2015, Nomor 0353/AGA.01.01/DIVAGA 2015, menyebutkan bahwa subsidi pemerintah berupa pemasangan instalasi listrik daya 450 VA gratis hanya diperbolehkan bagi pemegang "kartu sakti presiden" saja.

Kenyataannya, tidak semua pemegang kartu sakti layak mendapat bantuan listrk gratis karena tergolong warga mampu. Sementara, banyak warga miskin lain yang dianggap layak mendapat bantuan listrik gratis, justru tidak memiliki kartu sakti.

Karena itu, ia bersama tim ESDM menghadap ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) guna memperjuangkan nasib warga miskin yang tidak memiliki kartu sakti namun terdata di daftar pendampingannya layak mendapat bantuan listrik gratis. 

"Upaya kami berhasil, TNP2K dan PLN Pusat menyetujuinya. Namun, saat pelaksanaan di daerah justru PLN di area Madiun yang bersikap lamban. Hal ini membuat bantuan hibah tersebut sempat mengalami kendala," kata Iwan.

Pihaknya berharap PLN area Madiun merespon cepat agar bantuan hibah litrik gratis bagi warga miskin dengan daya 450 VA di wilayah Kabupaten Madiun dapat terwujud. Apalagi, TNP2K telah memberikan surat rekomendasi bahwa warga miskin yang belum memiliki kartu sakti namun telah terdapat di datanya dapat diproses agar bantuan pemerintah tersebut dapat tersalurkan.

Sementara, Asisten Manajer Pelayanan dan Adminitrasi PLN Area Madiun, Jainuri, mengatakan, sangat mendukung program bantuan hibah pemerintah tersebut. Kantor PLN daerah hanya mengikuti instruksi dari pusat.

"Kapasitas kami hanya mengikuti apa yang ditetapkan dari pusat. Namun, pada prinsipnya, jika semua persyaratan pengajuan pemasangan listrik telah lengkap, kami akan memrosesnya cepat," kata Jainuri.
 
Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Ketengalistrikan Kementerian ESDM melaksanakan program pemasangan instalasi listrik secara gratis kepada masyarakat kurang mampu dan nelayan di sejumlah wilayah Indonesia.

Data Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur, menyebutkan, tri wulan awal tahun 2016, terdapat empat kabupaten yang mendapat bantuan hibah pemasangan listrik gratis dari Kementerian ESDM yang disalurkan melalui Yayasan Terang Untuk Bangsa. Keempat kabupaten tersebut adalah, Kabupaten Madiun, Pacitan, Ngawi, dan Blitar, dengan jumlah KK penerima bantuan tersebut sekitar 500 KK. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016