Surabaya (Antara Jatim) - Naskah cerita berjudul "Almira dan Golan" karya Randy Mahendra menjadi juara pertama lomba menulis cerita pendek yang diselenggarakan oleh Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama Ponorogo, Jawa Timur.

Ketua Pengurus Cabang IPPNU Ponorogo Iffatul Wahidah dalam keterangan di Surabaya, Senin menjelaskan pada lomba yang diselenggarakan bekerja sama dengan Litbang PCNU Ponorogo itu pihaknya juga memilih juara kedua dan ketiga.

"Juara pertama Randy Mahendra adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo. Sementara juara kedua diraih oleh M. Sepyian Yoga, mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Ponorogo, dengan naskah berjudul Senja yang Mengutuk disusul juara ketiga berjudul Gusku karya Siti Fatimah," katanya.

Pada lomba untuk memeriahkan hari lahir ke-61 IPPNU itu, panitia menerima 55 naskah cerpen. Selain diambil tiga karya terbaik, pihaknya juga akan mengumpulkan 25 naskah terbaik untuk diterbitkan menjadi buku.

"Meskipun demikian kami masih memberi kesempatan kepada peserta lain agar naskahnya bisa masuk dalam antologi ini, asalkan karyanya diperbaiki sesuai masukan dari dewan juri," kata Iffatul Wahidah, mahasiswa lulusan pesantren di Jombang, Jawa Timur, ini.

Suci Ayu Latifah, salah satu juri, mengatakan masing-masing naskah yang menjadi juara memiliki warna yang lain dari naskah-naskah peserta pada umumnya.

Ia mencontohkan, Almira dan Golan adalah karya yang paling kental mengangkat nilai budaya dan mitos khas daerah Sukorejo, salah satu kecamatan di Ponorogo.

"Begitu pula naskah Senja yang Mengutuk, juga kental dengan budaya. Uniknya dari karya ini adalah pembangunan karakter Senja yang penuh dengan simbol-simbol yang kompleks dan tak terduga," katanya.

Karya berjudul Gusku juga memiliki warna yang kental dengan budaya pesantren dan Islam Jawa, dimana jodoh tidak bisa diputuskan kecuali dengan persetujuan dari orang tua. Pengemasan ceritanya juga apik mulai dari tema, penokohan, maupun kompleksitasnya.

Sementara juri utama Dr Sutejo, MHum, yang juga budayawan dari Ponorogo menambahkan bahwa mayoritas naskah yang masuk dalam lomba ini menitikberatkan aspek cinta, umumnya cinta dalam keluarga dan kepada lawan jenis.

"Ketiga naskah yang menjadi pemenang ini berbeda karena mau mengambil sisi tragedi, mitos, dan budaya secara lebih kompleks, tidak hanya sebagai bumbu-bumbu cerita," kata dosen sastra STKIP PGRI Ponorogo dan penulis puluhan buku ini.

Ketua Litbang PCNU Ponorogo ini berharap dengan lomba menulis cerpen dapat menularkan semangat literasi kepada para peserta khususnya dan terus merambah ke semua jiwa pemuda di Ponorogo dan sekitarnya. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016