Ponorogo, (Antara Jatim) - Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Ponorogo menggelar malam renungan bersama dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila di aula lantai 2 kantor Pengurus Cabang NU Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu (1/10).
"Kegiatan kami kemas dalam bentuk sarasehan malam kesaktian Pancasila," kata Ketua PC IPNU Ponorogo Roni Yudianto di Ponorogo, Minggu.
Menurut dia, hari kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober merupakan momentum yang tepat untuk untuk menumbuhkan nasionalisme warga negara Indonesia.
Caranya, lanjut Roni, yakni dengan kembali mengingatkan seluruh komponen bangsa khususnya para pelajar dan santri tentang catatan kelam yang pernah terjadi dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia kala itu.
"Peristiwa gerakan 30 September yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia serta peran NU dalam menghadang gerakan-gerakan komunis di Indonesia menjadi pelajaran sejarah bangsa yang tak boleh dilupakan," tuturnya.
Dalam sarasehan itu, lebih dari 120 peserta memadati aula kator PCNU Ponorogo. Mereka terdiri dari pimpinan ranting, anak cabang dan santriwan-santriwati pondok pesantren dari berbagai pelosok Kota Reog.
Hadir dalam sarasehan itu KH Amru Mu¿tasim, ketua PC IPNU Ponorogo periode 1958-1963 (ketua angkatan ke-3) yang juga sekaligus pelaku sejarah kegigihan kader IPNU dalam menjaga kedaulatan NKRI dari rongrongan pemberontak PKI.
KH Amru yang menjadi narasumber utama dalam sarasehan menyampaikan sejumlah kejadian penting selama detik-detik jelang maupun pasca peristiwa G30S/PKI pada 1965, terutama berkait awal perintisan IPNU-IPPNU di Ponorogo sampai perjuangan perlawanan NU dengan PKI.
"Ada hal penting yang menjadi pesan beliau dalam sarasehan itu, yakni IPNU-IPPNU harus menjadi kader yang 'ready for use'. Artinya kader yang siap di berbagai situasi dan kondisi," tutur Roni.
Dalam kesempatan itu pula, KH Amru juga mengutip lirik mars IPNU yang berjudul "Siapkanlah Barisanmu".
Menurut KH Amru Mu'tasim, lirik tersebut mengartikan bahwa kader IPNU-IPPNU harus mampu menjadi kader yang militan, multitalenta, ahli dalam pemerintahan, ahli hukum, ahli mubaligh dan sebagainya.
"Melihat realita sekarang nilai-nilai Pancasila semakin memudar di kalangan para pelajar," kata KH Amru.
Tokoh nahdliyin Ponorogo itu berharap, IPNU-IPPNU harus menjadi garda terdepan pertahanan kedaulatan bangsa dengan tetap menjaga dan melestarikan serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Acara Sarasehan ditutup dengan acara musikalisasi puisi oleh sastrawan muda IPNU-IPPNU, Eko Triyono dan Mazaya Fikrotil Aimmah.(*)
IPNU-IPPNU Ponorogo Gelar Malam Renungan Pancasila
Minggu, 2 Oktober 2016 13:32 WIB
"Ada hal penting yang menjadi pesan beliau dalam sarasehan itu, yakni IPNU-IPPNU harus menjadi kader yang 'ready for use'. Artinya kader yang siap di berbagai situasi dan kondisi," tutur Roni.