Sampang (Antara Jatim) - Pengembangan pusat kesehatan hewan (puskeswan) di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, terkenda anggaran, sehingga belum merata ke semua kecamatan yang ada di wilayah itu.
Menurut Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Sampang Sri Handoyo Sudono di Sampang, Kamis, saat ini jumlah puskeswan hanya empat unit, tersebar di empat kecamatan.
"Masing-masing di Kecamatan Omben, Ketapang, Kecamatan Kota Sampang, dan Kecamatan Jrengik," katanya.
Ia menjelaskan, jumlah puskeswan itu masih sangat kurang, karena jumlah populasi hewan di Kabupaten Sampang sangat banyak, baik berupa sapi, kambung, ataupun hewan jenis unggas.
Berdasarkan data DKPP jumlah populasi sapi saja di Kabupaten Sampang pada 2013 sebanyak 180.890 ekor dan meningkat menjadi 203.863 ekor pada 2014.
Sementara kambing terdata sebanyak 45.663 ekor pada 2013 dan pada 2014 sebanyak 45.539 ekor.
Menurut Sri Handoyo Sudono, untuk jumlah hewan sebanyak 203.863 ekor saja, membutuhkan dokter hewan lebih dari 100 orang, mengingat ketentuan ideal satu orang dokter hewan melayani 2.000 ekor hewan. Sedangkan dokter hewan yang ada, hanya empat orang.
"Ini tentu sangat tidak ideal," katanya.
Namun demikian, pihaknya menyiasati, melatih para mantri hewan agar bisa membantu dokter hewan melakukan pengobatan.
Saat ini, kata dia, sudah banyak mantri hewan yang mampu mendeteksi penyakit hewan, sehingga jumlah dokter hewan yang sedikit itu, tidak terlalu menjadi kendala di lapangan.
"Yang masih menjadi kendala adalah pengembangan puskeswan," kata Sri Handoyo.
Ia menjelaskan, setiap tahun, pihaknya selalu mengajukan usulan pembangunan puskeswan tambahan ke Pemkab Sampang, namun selalu ditolak, karena terkenda anggaran.
"Anggaran pemkab sangat terbatas, sehingga diperioritaskan pada kepentingan yang dianggap lebih mendesak," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016