Bondowoso (Antara Jatim) - Pengelola desa wisata di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, yang sebelumnya hanya melayani wisatawan asing, kini mulai membuka kegiatan wisata yang bersifat edukasi untuk warga lokal dan sekitarnya.
"Kami memang membuka segmen untuk wisata pendidikan, yakni para siswa. Karena alam di sini pedesaan, maka semua yang ada di desa ini menjadi sangat menarik bagi siswa yang hidup di kota," kata Slamet Riyadi, salah satu pengelola Desa Wisata Kalianyar di Bondowoso, Jumat.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Bondowoso ini mengemukakan, karena baru dibuka, maka peminat wisata di daerah penghasil genting dan tahu ini baru didatangi oleh siswa dari Kota Bondowoso yang berjarak sekitar 15 kilometer.
"Tapi ada juga rombongan mahasiswa perguruan tinggi dari Surabaya yang berminat pada program wisata pedesaan ini. Kebetulan salah satu dosennya juga berminat melakukan penelitian mengenai ampas tahu di Kalianyar ini," katanya.
Di desa ini Slamet dan timnya menyiapkan sejumlah objek yang bisa dinikmati oleh para siswa tersebut, seperti berkeliling desa, melihat waduk, melihat pembuatan batik, permainan out bond sederhana dan belajar menanam, seperti padi dan lainnya.
"Selain itu, anak-anak bisa melihat dan praktik membuat sandal yang dilapisi kain flanel karena kebetulan di desa ini ada perajin yang membuat sandal dalam bentuk menarik itu," kata lelaki yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan ini.
Dengan tarif Rp175.000 per orang, pihaknya menyiapkan kendaraan dari Kota Bondowoso ke Kalianyar untuk para siswa minimal 14 orang. Karena kegiatannya sehari penuh dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB, maka peserta juga mendapatkan makan siang.
Sementara untuk program turis asing yang menginap di desa yang terletak arah selatan Kota Bondowoso itu hingga kini masih tetap tertarik untuk menginap meskipun kamar yang disediakan sangat sederhana.
"Ternyata turis-turis itu senang juga bergaul langsung dengan masyarakat dan melihat alam pedesaan. Alam desa yang bagi kita biasa, bagi mereka sangat menarik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Kami memang membuka segmen untuk wisata pendidikan, yakni para siswa. Karena alam di sini pedesaan, maka semua yang ada di desa ini menjadi sangat menarik bagi siswa yang hidup di kota," kata Slamet Riyadi, salah satu pengelola Desa Wisata Kalianyar di Bondowoso, Jumat.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Bondowoso ini mengemukakan, karena baru dibuka, maka peminat wisata di daerah penghasil genting dan tahu ini baru didatangi oleh siswa dari Kota Bondowoso yang berjarak sekitar 15 kilometer.
"Tapi ada juga rombongan mahasiswa perguruan tinggi dari Surabaya yang berminat pada program wisata pedesaan ini. Kebetulan salah satu dosennya juga berminat melakukan penelitian mengenai ampas tahu di Kalianyar ini," katanya.
Di desa ini Slamet dan timnya menyiapkan sejumlah objek yang bisa dinikmati oleh para siswa tersebut, seperti berkeliling desa, melihat waduk, melihat pembuatan batik, permainan out bond sederhana dan belajar menanam, seperti padi dan lainnya.
"Selain itu, anak-anak bisa melihat dan praktik membuat sandal yang dilapisi kain flanel karena kebetulan di desa ini ada perajin yang membuat sandal dalam bentuk menarik itu," kata lelaki yang juga dikenal sebagai aktivis lingkungan ini.
Dengan tarif Rp175.000 per orang, pihaknya menyiapkan kendaraan dari Kota Bondowoso ke Kalianyar untuk para siswa minimal 14 orang. Karena kegiatannya sehari penuh dari pukul 08:00 hingga 16:00 WIB, maka peserta juga mendapatkan makan siang.
Sementara untuk program turis asing yang menginap di desa yang terletak arah selatan Kota Bondowoso itu hingga kini masih tetap tertarik untuk menginap meskipun kamar yang disediakan sangat sederhana.
"Ternyata turis-turis itu senang juga bergaul langsung dengan masyarakat dan melihat alam pedesaan. Alam desa yang bagi kita biasa, bagi mereka sangat menarik," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016