Bondowoso (Antara Jatim) - Pengelola desa wisata Kalianyar di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menyediakan penginapan murah untuk para turis asing, yakni Rp25.000 per orang per malam.
"Satu kamar, kami sewakan Rp50.000, tapi bisa diisi dua orang atau per orang Rp25.000. Tentu keadaannya sangat sederhana ala desa," kata salah satu perintis dan pengelola desa wisata Kalianyar, Kecamatan Tamanan, Slamet Riyadi, di Bondowoso, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa di desanya saat ini ada lima kamar di rumah mereka dengan kapasitas 10 orang yang disiapkan untuk menerima turis asing yang ingin menikmati suasana alam pedesaan di Kabupaten Bondowoso yang dikenal sejuk.
"Sebetulnya banyak turis asing yang ingin menikmati alam pedesaan di Bondowoso. Cuma mereka selama ini tahunya kalau wisata alam pedesaan hanya di Bali. Ketika mereka tahu tentang Kalianyar, mereka senang juga," kata Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bondowoso ini.
Lelaki yang juga merupakan aktivis peduli lingkungan ini menjelaskan bahwa desa wisata Kalianyar menyediakan suasana alam pedesaan yang asri. Turis bisa melihat aktivitas petani di sawah, pembuatan genting dari tanah liat, pembuatan tahu, aktivitas budaya dan agama serta lainnya.
"Ini adalah salah satu pilihan dari sekian banyak objek wisata di Bondowoso. Jadi Bondowoso itu bukan hanya Kawah Ijen. Alhamdulillah dalam beberapa tahun ini Kalianyar sudah banyak dikunjungi turis, yakni dari Australia, Amerika Serikat, Singapura, Kroasia, Hongaria dan lainnya," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pengelola rumah inap di Kalianyar sengaja tidak menyediakan makan untuk para turis itu agar mereka bisa memanfaatkan sejumlah warung milik penduduk di daerah itu. Sehingga dengan demikian keberadaan turis di daerah penghasil tahu dan genting ini memberi manfaat lebih luas.
Sebelumnya desa wisata ini menyediakan penginapan gratis bagi para turis sukarela yang datang ke tempat itu. Bahkan beberapa turis bisa tinggal selama satu bulan lebih sehingga mereka bisa berbaur dengan warga.
Selain Slamet, warga yang menyediakan penginapan untuk turis itu adalah Joni Susanto yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata, untuk Kawah Ijen dan sekitarnya.
Penyediaan kamar gratis itu dilakukan Slamet dan Joni dengan harapan jangka panjang, desanya semakin dikenal oleh turis mancanegara. Tujuan lainnya adalah memperlancar kemampuan Bahasa Inggris mereka.
"Saat turis sudah di sini, saya juga ingin merangsang kaum muda di Kalianyar juga untuk belajar bahasa Inggris," katanya.
Karena itu, katanya, sejumlah turis yang menginap di Kalianyar selalu ia ajak untuk mengunjungi sekolah-sekolah agar mereka dapat berinteraksi dengan para siswa. Hal itu juga merupakan bentuk komitmen dirinya dengan turis sebelum turis itu datang ke Kalianyar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Satu kamar, kami sewakan Rp50.000, tapi bisa diisi dua orang atau per orang Rp25.000. Tentu keadaannya sangat sederhana ala desa," kata salah satu perintis dan pengelola desa wisata Kalianyar, Kecamatan Tamanan, Slamet Riyadi, di Bondowoso, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa di desanya saat ini ada lima kamar di rumah mereka dengan kapasitas 10 orang yang disiapkan untuk menerima turis asing yang ingin menikmati suasana alam pedesaan di Kabupaten Bondowoso yang dikenal sejuk.
"Sebetulnya banyak turis asing yang ingin menikmati alam pedesaan di Bondowoso. Cuma mereka selama ini tahunya kalau wisata alam pedesaan hanya di Bali. Ketika mereka tahu tentang Kalianyar, mereka senang juga," kata Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bondowoso ini.
Lelaki yang juga merupakan aktivis peduli lingkungan ini menjelaskan bahwa desa wisata Kalianyar menyediakan suasana alam pedesaan yang asri. Turis bisa melihat aktivitas petani di sawah, pembuatan genting dari tanah liat, pembuatan tahu, aktivitas budaya dan agama serta lainnya.
"Ini adalah salah satu pilihan dari sekian banyak objek wisata di Bondowoso. Jadi Bondowoso itu bukan hanya Kawah Ijen. Alhamdulillah dalam beberapa tahun ini Kalianyar sudah banyak dikunjungi turis, yakni dari Australia, Amerika Serikat, Singapura, Kroasia, Hongaria dan lainnya," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pengelola rumah inap di Kalianyar sengaja tidak menyediakan makan untuk para turis itu agar mereka bisa memanfaatkan sejumlah warung milik penduduk di daerah itu. Sehingga dengan demikian keberadaan turis di daerah penghasil tahu dan genting ini memberi manfaat lebih luas.
Sebelumnya desa wisata ini menyediakan penginapan gratis bagi para turis sukarela yang datang ke tempat itu. Bahkan beberapa turis bisa tinggal selama satu bulan lebih sehingga mereka bisa berbaur dengan warga.
Selain Slamet, warga yang menyediakan penginapan untuk turis itu adalah Joni Susanto yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata, untuk Kawah Ijen dan sekitarnya.
Penyediaan kamar gratis itu dilakukan Slamet dan Joni dengan harapan jangka panjang, desanya semakin dikenal oleh turis mancanegara. Tujuan lainnya adalah memperlancar kemampuan Bahasa Inggris mereka.
"Saat turis sudah di sini, saya juga ingin merangsang kaum muda di Kalianyar juga untuk belajar bahasa Inggris," katanya.
Karena itu, katanya, sejumlah turis yang menginap di Kalianyar selalu ia ajak untuk mengunjungi sekolah-sekolah agar mereka dapat berinteraksi dengan para siswa. Hal itu juga merupakan bentuk komitmen dirinya dengan turis sebelum turis itu datang ke Kalianyar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016