Surabaya (Antara Jatim) - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya mencanangkan sebagai "NU Kota" atau "NU Urban" dengan membuka "hotline" keagamaan anti-terorisme lewat "whatsapp" (WA) dan laman www.nusurabaya.or.id.
"PBNU sudah memberi amanah kepada kami sebagai NU Kota atau NU Urban yang akan menjadi prototipe NU Kota untuk kota-kota lain," kata Ketua PCNU Surabaya Dr H Achmad Muhibbin Zuhri MAg di Surabaya, Selasa.
Didampingi enam pengurus lainnya saat bersilaturrahmi ke kantor LKBN Antara Biro Jawa Timur, ia menjelaskan pihaknya akan tetap merawat tradisi istighatsah, tahlil, diba', dan sebagainya.
"Namun, kami akan tetap memegang prinsip NU yakni Al-Muhafadzatu 'ala Qadimish Shalih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah' (mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik)," katanya.
Oleh karena itu, kata dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya itu, PCNU Surabaya akan melakukan ikhtiar adaptasi melalui serangkaian inovasi, diantaranya membuka "hotline" keagamaan antiterorisme lewat laman atau WA.
"Meski begitu, kami juga akan menjalin silaturrahmi dengan kalangan pers, karena pers juga merupakan media dakwah yang efektif. Jadi, kami akan melakukan dakwah dengan memanfaatkan semua media secara masif," katanya.
Bahkan, katanya, "hotline" keagamaan secara multimedia yang mencirikan "NU Kota" atau "NU Urban" itu akan bersifat interaktif dengan menerima pertanyaan dan sekaligus laporan atau pengaduan dalam masalah agama dan sosial.
"Insya-Allah, laman dan WA yang update itu akan segera kami kembangkan setelah pelantikan PCNU Surabaya pada Jumat (22/1). Kami berharap apa yang kami kembangkan akan memagari masyarakat dari radikalisme," katanya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menerima saran LKBN Antara Jatim untuk mengembangkan "hotline" keagamaan versi anak muda, sebab anak muda umumnya terpapar radikalisme lewat media sosial dan laman.
"Di luar itu, kami juga akan 'memagari' masyarakat dari serangan radikalisme melalui gerakan seribu masjid yang menyasar seribu masjid pada 191 pengurus ranting NU dan 34 MWC NU se-Surabaya," katanya.
Bahkan, seribu masjid yang menjadi target itu akan didekati melalui gerakan 'Semangat Jumat' yang berbentuk silaturahim, donor darah, gerakan bersih masjid, shodaqoh anak yatim, santunan fakir miskin, dan amal shaleh lainnya.
"Dalam berbagai silaturahmi dan kegiatan itu akan kami sampaikan pentingnya kewaspadaan terhadap dua tantangan masyarakat kota yakni radikalisme dan narkoba," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"PBNU sudah memberi amanah kepada kami sebagai NU Kota atau NU Urban yang akan menjadi prototipe NU Kota untuk kota-kota lain," kata Ketua PCNU Surabaya Dr H Achmad Muhibbin Zuhri MAg di Surabaya, Selasa.
Didampingi enam pengurus lainnya saat bersilaturrahmi ke kantor LKBN Antara Biro Jawa Timur, ia menjelaskan pihaknya akan tetap merawat tradisi istighatsah, tahlil, diba', dan sebagainya.
"Namun, kami akan tetap memegang prinsip NU yakni Al-Muhafadzatu 'ala Qadimish Shalih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah' (mempertahankan tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik)," katanya.
Oleh karena itu, kata dosen Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya itu, PCNU Surabaya akan melakukan ikhtiar adaptasi melalui serangkaian inovasi, diantaranya membuka "hotline" keagamaan antiterorisme lewat laman atau WA.
"Meski begitu, kami juga akan menjalin silaturrahmi dengan kalangan pers, karena pers juga merupakan media dakwah yang efektif. Jadi, kami akan melakukan dakwah dengan memanfaatkan semua media secara masif," katanya.
Bahkan, katanya, "hotline" keagamaan secara multimedia yang mencirikan "NU Kota" atau "NU Urban" itu akan bersifat interaktif dengan menerima pertanyaan dan sekaligus laporan atau pengaduan dalam masalah agama dan sosial.
"Insya-Allah, laman dan WA yang update itu akan segera kami kembangkan setelah pelantikan PCNU Surabaya pada Jumat (22/1). Kami berharap apa yang kami kembangkan akan memagari masyarakat dari radikalisme," katanya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga menerima saran LKBN Antara Jatim untuk mengembangkan "hotline" keagamaan versi anak muda, sebab anak muda umumnya terpapar radikalisme lewat media sosial dan laman.
"Di luar itu, kami juga akan 'memagari' masyarakat dari serangan radikalisme melalui gerakan seribu masjid yang menyasar seribu masjid pada 191 pengurus ranting NU dan 34 MWC NU se-Surabaya," katanya.
Bahkan, seribu masjid yang menjadi target itu akan didekati melalui gerakan 'Semangat Jumat' yang berbentuk silaturahim, donor darah, gerakan bersih masjid, shodaqoh anak yatim, santunan fakir miskin, dan amal shaleh lainnya.
"Dalam berbagai silaturahmi dan kegiatan itu akan kami sampaikan pentingnya kewaspadaan terhadap dua tantangan masyarakat kota yakni radikalisme dan narkoba," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016