Madiun (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat kesadaran para perisiko tinggi HIV/AIDS di wilayah itu untuk memeriksakan dirinya guna mengetahui ada atau tidaknya virus tersebut di tubuh bersangkutan, masih minim. 
     
"Sehingga, kebanyakan para perisiko tinggi tersebut memeriksakan dirinya saat sudah timbul gejala. Di antaranya kondisi tubuh lemah, kurus, dan ada penyakit penyerta seperti diare, TBC, jamur, dan lainnya," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Madiun dr Agung Sulistya Wardani, kepada wartawan, di Madiun, Jumat. 
     
Untuk itu, ia mengimbau kepada para persiko tinggi HIV/AIDS di Madiun segera melakukan pemeriksaan ke klinik kesehatan yang telah disediakan agar jika ditemukan HIV/AIDS dapat segera ditangani.
     
"Kalau baru terserang HIV positif, tubuh pasien tidak akan merasakan gejalanya. Karena itu, para perisiko tinggi ini santai-santai saja dan merasa sehat. Padahal, jika termasuk para perisiko tinggi hendaknya segera periksa," kata dia.
    
 Jika sudah timbul gejala seperti berat badan terus menyusut, diare, dan penyakit penyerta lain muncul, itu biasanya perisiko tinggi telah mengidap HIV/AIDS selama antara 5 hingga 10 tahunan. 
     
"Jika sudah seperti itu, maka penanangannya akan sulit. Dan bahkan secara perlahan-lahan akan meninggal dunia," kata dr Wardani. 
     
Hal itu sangat disayangkan. Padahal, jika ditangani dan diobati dari awal, penderta HIV/AIDS dapat hidup lebih lama lagi, meski obat dari penyakit tersebut belum ditemukan. 
     
Data Dinkes Kota Madiun mencatat, secara total, kasus HIV/AIDS di Kota Madiun sejak ditemukan pada tahun 2004 hingga akhir November 2015 telah mencapai sebanyak 235 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 98 orang di antaranya telah meninggal dunia karena terlambat megetahui telah terjangkit HIV/AIDS.
     
Ia menjelaskan, penularan HIV/AIDS di wilayah Madiun kebanyakan disebabkan karena hubungan seks bebas. Sebagian lain karena narkoba dan sisanya akibat kelahiran.
     
Sedangkan penderitanya tidak hanya kaum perisiko tinggi seperti pengguna narkoba melalui jarum suntik dan para wanita pekerka seks (WPS). Namun juga para ibu rumah tangga dan juga anak-anak. 
     
Guna mencegah penularan HIV/AIDS, pihaknya terus gencar turun ke masyarakat guna bersosialisasi dan menemukan kasus baru HIV/AIDS di Kota Madiun. Jika diketahui ada kasus baru positif HIV, diharapkan yang bersangkutan dapat berperilaku dengan baik agar tidak menularkan virusnya tersebut ke orang lain.  (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015