Surabaya (Antara Jatim) - Calon Wali Kota Surabaya Rasiyo mempunyai konsep mengembangkan industri kreatif di setiap perkampungan guna menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku awal Januari 2016.
    
"Saya akan mengembangkan setiap perkampungan yang ada di Kota Surabaya menjadi kampung industri kreatif," kata Rasiyo di Surabaya, Senin.
    
Untuk itu, kata dia, pihaknya nantinya akan memetakkan setiap kampung dan mensurveinya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan setiap kampung memiliki permasalahan yang berbeda-beda.
    
"Kampung yang satu berbeda masalahnya dengan kampung yang lain. Ini untuk pengembangan industri kampung dalam menghadapi era Global," ujarnya.
    
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jatim ini akan fokus dengan kampung-kampung yang khususnya bermasalah. Menurutnya, setiap kampung memiliki tradisi dan budaya yang berbeda.
    
"Jadi tidak semua kampung itu sama industrinya. Tidak hanya prancangan saja, tapi juga kerajinan sehingga ada inovasi dan kreasi warga," katanya.
    
Tak hanya itu, lanjut dia, kegiatan pendidikan juga sangatlah dibutuhkan oleh masayrakat pinggiran. Seperti kursus bahasa Indonesia, juga harus ada di setiap perkampungan mengingat MEA 2015 sudah semakin dekat.
    
"Karena nanti di era global ini orang-orang asing akan datang ke Surabaya dan orang asing harus bisa berbahasa Indonesia. Kalau gak bisa bahasa Indonesia gak bisa bekerja di sini," katanya.
    
Untuk menghilangkan perkampungan yang masih memiliki kesan kumuh akan luntur dan bisa berubah menjadi perkampugan yang bersih, santun warganya, dan pekerjaan yang layak.
    
"Jadi ada kursus bahasa Indonesia di kampung-kampung yang dianggap masih kumuh. Kalau di Tambak Asri itu saya kira sudah bagus, tinggal kita mendorongya," katanya.
    
Rasiyo berkeinginan warga Kota Surabaya bisa bekerja dengan cara akan diberikan modal terlebih dahulu. Permodalan dengan bunga yang ringan, ekonomi akan terkerek tumbuh dan warga bisa bekerja yang sebelumnya nganggur.
    
"Kalau di Tambak Asri sendiri cocoknya kelompok UMKM. karena banyak warga disini yang usaha sendiri," kata Mantan Komisaris Utama Bank UMKM Jatim ini.
    
Dirinya menekankan semua kegiatan yang ada di perkampungan harus ada interfensi dari pemerintah karena masalahnya pasti permodalan. Setelah modal, warga dengan sendirinya berkarya kemudian menjualnya.
    
"Nah, penjualannya ini juga harus difaslitasi oleh pemerintah. Mangkanya kami nanti akan menggandeng Pemerintah Provinsi, jadi Surabaya bisa nunut dan pasarnya ada. Kalau pasarnya ada, penjualan juga lancar," ujarnya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015