"Saya memang menutup hati dan membuka mata ketika memutuskan untuk mendukung sekaligus bergerak untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 1 dalam Pilkada Sumenep 2015," ujar Wafiqoh Jamilah di Sumenep, Jawa Timur, Selasa (10/11).

Siang itu, Nyi Mila, sapaan Wafiqoh Jamilah, diwawancarai oleh sejumlah wartawan terkait sikapnya yang mendukung pasangan calon nomor urut 1 di sebuah rumah makan di Kecamatan Kota.

"Dukungan saya ke pasangan calon nomor urut 1 itu bukan masalah perasaan, enak dan tidak enak, melainkan untuk kepentingan yang lebih besar, yakni demi Sumenep yang lebih baik," kata Nyi Mila yang mantan istri A Busyro Karim.

Pilkada Sumenep 2015 yang akan digelar pada 9 Desember diikuti oleh dua pasangan, yakni A Busyro Karim-A Fauzi di nomor urut 1 (satu) dan Zainal Abidin-Dewi Khalifah di nomor urut 2 (dua).

Pasangan Busyro-Fauzi diusung oleh gabungan dari dua partai politik (parpol), yakni Partai Kebangkitan Bangsa dan PDI Perjuangan.

Sementara Zainal Abidin-Dewi Khalifah diusung oleh gabungan delapan parpol, yakni Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hanura, dan Partai Bulan Bintang.

"Saya ingin menjadikan Sumenep sebagai 'sumber mata air' bagi warganya, bukan 'sumber air mata'. Oleh  karena itu, kami memutuskan mendukung Kiai Busyro dan Fauzi dalam Pilkada Sumenep 2015," ucapnya.

Ia menjelaskan, dirinya bersama timnya telah bergerak untuk menyosialisasikan dukungannya kepada pasangan calon nomor urut 1 itu kepada publik.

"Dukungan saya itu tidak hanya dalam bentuk lisan, akan tetapi juga dalam bentuk pergerakan. Sejak akhir Oktober 2015, saya memang sering turun ke bawah untuk bertemu dengan kaum perempuan di Sumenep supaya mendukung dan memenangkan Kiai Busyro dalam pilkada," ujarnya.

Sejak berpisah dengan A Busyro Karim pada Februari 2012, kata dia, dirinya relatif sering ke Sumenep dalam kapasitas sebagai penceramah yang diundang oleh komunitas maupun organisasi perempuan.

"Saya itu tidak pernah jauh dengan Sumenep. Sejak Februari 2012, saya memang pindah ke Kota Surabaya. Namun, setelah 100 hari masa iddah saya dengan Kiai Busyro, saya sudah ke Sumenep lagi dalam kapasitas penceramah. Sumenep itu jauh di mata, tapi dekat di hati," ucapnya, sambil tersenyum.

Tidak Butuh Waktu Lama Berpikir

Nyi Mila bertemu dengan mantan suaminya, A Busyro Karim, untuk pertama kalinya (setelah berpisah) dalam deklarasi Sahnan-Nyi Mila mendukung pasangan calon nomor urut 1 di Gedung Gerak, Kecamatan Kalianget, pada 13 September 2015.

Sebelumnya, Sahnan yang warga asli Kepulauan Kangean dan Nyi Mila memang masuk bursa bakal calon bupati-calon wakil bupati yang akan bertarung dalam Pilkada Sumenep.

Bahkan, Sahnan-Nyi Mila sudah mengantongi rekomendasi dari DPP Partai Nasdem sebagai bakal calon bupati-calon wakil bupati.

Namun, Partai Nasdem yang hanya memiliki dua kursi di DPRD Sumenep akhirnya tidak bisa mendaftarkan Sahnan-Nyi Mila ke KPU setempat, karena tidak mendapat mitra koalisi.

Sesuai aturan main, partai politik (parpol) atau gabungan parpol bisa mendaftarkan bakal calon bupati-calon wakil bupati ke KPU, ketika memiliki sedikitnya 10 kursi.

"Pertemuan saya dengan Kiai Busyro di Gedung Gerak itu memang pertemuan yang pertama kalinya setelah berpisah sejak Februari 2012. Pertemuan itu pula yang menjadi perantara adanya komunikasi antara saya dengan Kiai Busyro," ujar Nyi Mila.

Secara kebetulan, kata dia, selang beberapa hari setelah pertemuan di Gedung Gerak itu, anak pertamanya dari pernikahannya dengan Busyro diwisuda.

"Dalam prosesi wisuda itu, saya dan suami saya bersama Kiai Busyro dan istrinya memang sempat foto bersama beberapa kali dengan anak-anak. Tidak ada masalah. Lima anak saya memang anak Kiai Busyro," katanya.

Ia menjelaskan, dirinya tidak butuh waktu lama untuk bepikir, ketika memutuskan mendukung pasangan calon nomor urut 1 dalam Pilkada Sumenep.

Sebelumnya, kata dia, memang banyak warga Sumenep, baik yang di daratan maupun kepulauan, untuk meminta dirinya mendukung pasangan calon nomor urut 1.

"Saya itu pernah bersama Kiai Busyro selama 23 tahun. Saya tahu betul kepribadian dan kemampuan beliau. Saya mantap mendukung Kiai Busyro untuk memenangi pilkada," ujarnya.

Nyi Mila mengaku, dirinya sempat berbicara dengan dua dari lima anaknya (anak pertama dan kedua) tentang sikapnya atas pelaksanaan Pilkada Sumenep sebelum hadir ke pertemuan di Gedung Gerak pada 13 September 2015.

"Ketika itu (di rumahnya di Surabaya), saya memang pamit ke dua anak saya untuk ke Sumenep dalam rangka menghadiri deklarasi dukungan kepada pasangan calon nomor urut 1. Dua anak saya itu langsung menangis dan sujud syukur atas sikap saya," ucapnya.

Selain beberapa pertimbangan objektif, kata dia, dirinya memang memiliki ikatan emosional yang tak bisa dilepaskan dengan calon bupati pasangan nomor urut 1, yakni lima anaknya.

"Sebelumnya, ketika tahu saya akan maju ke Pilkada Sumenep, dua anak saya sempat protes. Mereka tidak mau saya harus berhadapan dengan Kiai Busyro dalam pilkada. Ketika itu, saya hanya berusaha menenangkan mereka, karena situasinya memang harus berhadapan," kata Nyi Mila.

Ia juga mengemukakan, rekan-rekan dekatnya dan sebagian warga Sumenep mendukung sikapnya yang memutuskan mendukung pasangan nomor urut 1.

Namun, sesuai informasi yang diterimanya, sebagian warga bernada minor atas keputusannya dan menyebarkan opini tidak enak.

"Saya dikatakan mendukung Kiai Busyro supaya bisa mempengaruhi Kiai Busyro dalam mengambil kebijakan, jika beliau dan Fauzi ditakdirkan Allah SWT memenangi pilkada. Saya hanya tersenyum mendengar isu tersebut. Saat ini, posisi saya sudah di luar ring Kiai Busyro," ujarnya.  

Sikap Nyi Mila itu mendapat respons positif dari mantan suaminya, A Busyro Karim dan para pengurus PKB dan PDI Perjuangan Sumenep sebagai partai pengusung pasangan calon nomor urut 1.

Ketika di Gedung Gerak pada 13 September 2015, Busyro mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan Wafiqoh Jamilah yang disebutnya ibunya anak-anak.

Hal sama juga dikatakan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, MH Said Abdullah yang hadir dalam deklarasi dukungan Sahnan-Wafiqoh Jamilah kepada pasangan calon nomor urut 1 pada 13 September 2015.

"Kehadiran dan dukungan Nyi Mila membuat saya kembali teringat pada masa Pilkada Sumenep 2010. Dari palung hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih kepada Nyi Mila, meskipun saat ini posisinya tidak lagi sama seperti masa Pilkada Sumenep 2010," kata Said.

Pada Pilkada Sumenep 2010, Busyro yang berpasangan dengan Soengkono Sidik sebagai calon bupati-calon wakil bupati diusung oleh koalisi PKB-PDI Perjuangan.

Setelah melalui pilkada hingga putaran kedua, Busyro-Soengkono terpilih dan menjabat sebagai Bupati-Wakil Bupati Sumenep sejak 26 Oktober 2010 hingga 25 Oktober 2015. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015