Bojonegoro (Antara Jatim) - Perum Jasa Tirta (PJT) V di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan debit air Bengawan Solo di Bendung Gerak, di Kecamatan Kalitidu masih aman, dengan ketinggian air mencapai 11,70 meter, Selasa pukul 08.00 WIB.
"Debit air di Bendung Gerak sekarang ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu dalam waktu bersamaan, yang ketinggian airnya hanya 9,20 meter," kata Juru Pintu Bendung Gerak PJT V di Bojonegoro Gigih EP., di lokasi Bendung Gerak, di Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Selasa.
Dengan demikian, katanya, pemanfaatan air Bengawan Solo di daerah hilir, Jawa Timur, melalui Bendung Gerak, lebih terkendali dibandingkan tahun lalu.
Hanya saja, katanya, pengeluaran air Bengawan Solo melalui Bendung pada musim kemarau tahun ini tetap harus dihemat, dengan perhitungan kemarau akan berlangsung panjang.
"Prakiraan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, untuk musim hujan baru berlangsung Januari," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pengeluaran air di Bendung Gerak, hanya dilakukan melalui satu pintu, sedangkan enam pintu lainnya ditutup.
Pengeluaran air melalui satu pintu dilakukan, lanjut dia, karena air Bengawan Solo, di Bendung Gerak, sudah tidak bisa melimpas melalui dua pintu katup, sejak 12 Oktober.
"Pengeluaran air melalui satu pintu dengan bukaan setinggi 10 centimeter, sejak 12 Oktober," katanya, menegaskan.
Dengan bukaan satu pintu itu, menurut dia, kebutuhan air baku, mulai pertanian, air minum, juga lainnya di daerah hilir bisa tercukupi.
Apalagi, katanya, sebelumnya air Bengawan Solo di Bendung Gerak sempat dikeluarkan dengan debit cukup besar untuk memasok air di Bendung Gerak, Babat, Lamongan.
"Pengeluaran air dengan debit cukup besar dilakukan tiga pekan lalu, karena air di Bendung Gerak, Babat, Lamongan, kurang," ucapnya.
Sesuai prosedur, lanjut dia, air Bengawan Solo di Bendung Gerak, harus dikeluarkan semua, setelah ada kepastian ada tambahan air hujan dari daerah hulu, Jawa Tengah.
"Tahun lalu air di Bendung Gerak dikeluarkan semua 21 November," ucapnya.
Kasi Operasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, mengatakan belum menerima laporan di daerah hilir ada petani di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, yang kesulitan air.
"Yang jelas stok air di Bendung Gerak mencukupi. Kalau memang ada kesulitan air di hilir, maka debit pengeluaran bisa diperbesar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Debit air di Bendung Gerak sekarang ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu dalam waktu bersamaan, yang ketinggian airnya hanya 9,20 meter," kata Juru Pintu Bendung Gerak PJT V di Bojonegoro Gigih EP., di lokasi Bendung Gerak, di Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Selasa.
Dengan demikian, katanya, pemanfaatan air Bengawan Solo di daerah hilir, Jawa Timur, melalui Bendung Gerak, lebih terkendali dibandingkan tahun lalu.
Hanya saja, katanya, pengeluaran air Bengawan Solo melalui Bendung pada musim kemarau tahun ini tetap harus dihemat, dengan perhitungan kemarau akan berlangsung panjang.
"Prakiraan Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, untuk musim hujan baru berlangsung Januari," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, pengeluaran air di Bendung Gerak, hanya dilakukan melalui satu pintu, sedangkan enam pintu lainnya ditutup.
Pengeluaran air melalui satu pintu dilakukan, lanjut dia, karena air Bengawan Solo, di Bendung Gerak, sudah tidak bisa melimpas melalui dua pintu katup, sejak 12 Oktober.
"Pengeluaran air melalui satu pintu dengan bukaan setinggi 10 centimeter, sejak 12 Oktober," katanya, menegaskan.
Dengan bukaan satu pintu itu, menurut dia, kebutuhan air baku, mulai pertanian, air minum, juga lainnya di daerah hilir bisa tercukupi.
Apalagi, katanya, sebelumnya air Bengawan Solo di Bendung Gerak sempat dikeluarkan dengan debit cukup besar untuk memasok air di Bendung Gerak, Babat, Lamongan.
"Pengeluaran air dengan debit cukup besar dilakukan tiga pekan lalu, karena air di Bendung Gerak, Babat, Lamongan, kurang," ucapnya.
Sesuai prosedur, lanjut dia, air Bengawan Solo di Bendung Gerak, harus dikeluarkan semua, setelah ada kepastian ada tambahan air hujan dari daerah hulu, Jawa Tengah.
"Tahun lalu air di Bendung Gerak dikeluarkan semua 21 November," ucapnya.
Kasi Operasi Operasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, mengatakan belum menerima laporan di daerah hilir ada petani di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, yang kesulitan air.
"Yang jelas stok air di Bendung Gerak mencukupi. Kalau memang ada kesulitan air di hilir, maka debit pengeluaran bisa diperbesar," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015