Jakarta  (Antara) - Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago menilai nuansa politis dalam Pansus Pelindo II semakin terlihat, seperti kepentingan PDIP mengambil alih "kekuasaan" di PT. Pelindo II.

"Pelindo II merupakan ladang permainan elit kelas tinggi untuk saling berebut lahan, karena sangat menguntungkan dan mengiurkan sekali 'kue' kekuasaan di sana," katanya di Jakarta, Minggu.

Dia menilai, di belakang Pelindo II, ada kekuatan besar dan orang yang berpengaruh di Indonesia namun dirinya enggan menyebut siapa pihak tersebut.

Pangi menilai PDIP memiliki kepentingan mengambil alih "lahan" di Pelindo II dengan strategi meminta Komjen Pol Budi Waseso melaksanakannya, setelah 10 tahun menjadi partai oposisi.

"Budi Waseso diminta pasang badan untuk mengambil alih Pelindo II, namun dia tidak kuat karena arus baliknya sangat kuat," ujarnya.

Pangi menduga, PDIP akan terus menekan dan memainkan segala macam strategi untuk mengambil alih PT. Pelindo II.

Dia menilai Pansus Pelindo II DPR dipakai sebagai tambahan energi sebagai bantuan dukungan politik dari parlemen.

"Ketua Pansus adalah Rieke yang juga kader PDIP, dan ujung kasus Pelindo II belum jelas," katanya.

Menurut dia, keberadaan Pansus Pelindo II bisa bernasib sama dengan pansus yang sebelumnya dibentuk di DPR yaitu kasusnya menguap apabila di belakang Pelindo II ada kekuatan politik yang sangat kuat.

Dia mengingatkan bahwa BUMN seperti Pelindo II bisa menjadi ladang basah bagi partai-partai karena perputaran uang di perusahaan tersebut sangat besar.

"Empat tahun lagi mau pemilu, partai sudah mulai mengambil ancang ancang bergerilya merampok BUMN untuk persiapan amunisi Pemilu 2019," ujarnya. (*)

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015