Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan belum memperoleh penjelasan dari Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, terkait perbaikan bangunan pelimpah Waduk Pacal.
    
"Balai Besar Bengawan Solo di Solo, masih belum memberikan kepastian pelaksanaan perbaikan bangunan pelimpah Waduk Pacal yang rusak," kata Kasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, di Bojonegoro, Selasa.
    
Namun, menurut dia, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, sudah menyelesaikan desain rinci perbaikan bangunan pelimpah Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang.
    
"Kalau desain rincinya sudah jadi. Tapi pelaksanaan pembangunannya yang masih belum jelas," ucapnya, menegaskan.
    
Dengan demikian, menurut dia, potensi air maksimal yang mampu di tampung di Waduk Pacal,  pada musim hujan mendatang tidak bisa maksimal mencapai  23 juta meter kubik, tapi hanya sekitar 17 juta meter kubik, karena adanya kerusakan pada bangunan pelimpah.
    
Meskipun, menurut dia, Balai Besar Bengawan Solo, sudah memperbaiki sementara bangunan pelimpah yang jebol, akibat banjir bandang dua tahun lalu.
    
"Bisa saja air yang ditampung di Waduk Pacal, dimaksimalkan. Hanya saja sangat beresiko bangunan pelimpahnya jebol lagi," ucapnya, menambahkan.
    
Menurut dia,  berbagai pihak yang terkait dengan pemanfaatan air Waduk Pacal, mulai Dinas Pertanian, Dinas Pengairan, juga Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), harus memprogramkan alokasi air Waduk Pacal, pada musim hujan mendatang hanya sekitar 17 juta meter kubik..
    
Menjawab pertanyaan, ia mengatakan kondisi bangunan Waduk Pacal, sekarang ini masih aman, tidak terganggu musim kemarau, karena masih ada air tersisa sekitar 200 ribu meter kubik.
    
"Air yang ada di tampungan masih mampu untuk membasahi bangunan Waduk Pacal, sehingga sampai sekarang ini tidak ada bangunan waduk, seperti bendungan, yang rusak," ucapnya.
     
Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada 1933 mampu menampung air hujan sebesar 42 juta meter kubik. Akibat faktor usia dan mengalami pendangkalan, dan kerusakan bangunan pelimpah, maka Wadul Pacal, dengan luas sawah baku seluas 16.688 hektare, hanya mampu menampung air hujan sekitar 17 juta meter kubik.
    
UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Solo, memperkirakan sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, akibat rusaknya daerah tangkapan air di wilayah setempat. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015