Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 1.600-an siswa SD, SMP, dan SMA Khadijah, Wonokromo, Surabaya, Selasa, mengadakan Tahlil selama tujuh hari untuk mantan Mustasyar PBNU KHA Muchit Muzadi.

"Tahlil itu kami lakukan selama tujuh hari pada setiap bakdal Dzuhur untuk mendoakan Mbah Muchit Muzadi, karena beliau merupakan tokoh NU dan ulama besar," kata pemimpin tahlil itu, Syifa'ul Khoir.

Kepala SD Khadijah, Wonokromo, Surabaya itu menjelaskan tahlil di Aula YPTSNU Khadijah Surabaya itu dilaksanakan untuk pertama kalinya pada Senin (7/9), bahkan tahlil pertama itu diawali Shalat Ghaib.

"Kami hanya menjelaskan kepada para siswa bahwa Mbah Muchit Muzadi merupakan ulama yang merupakan santri langsung dari KHA Hasyim Asy'ari, karena itu kita harus mendoakan almarhum," katanya.

Selain para siswa, sejumlah orang tua siswa yang kebetulan ada di sekolah pun turut mengikuti tahlil untuk Mbah Muchit Muzadi yang merupakan konseptor Khittah NU 1926 itu.

Sebelumnya (7/9), Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat memimpin doa pada penerimaan mahasiswa baru Universitas NU Surabaya (Unusa) pun mengawali dengan mengajak para mahasiswa untuk membacakan Fatihah untuk almarhum.

Sementara itu, pewarta Antara di Jember melaporkan pihak keluarga menggelar tahlil selama tujuh hari sejak Minggu (6/9) malam di Masjid Sunan Kalijaga yang bersebelahan dengan rumah duka Jalan Kalimantan Kabupaten Jember.

"Acara tahlil untuk bapak digelar setelah shalat Isya dan tahlilan akan digelar selama tujuh hari," kata putra bungsu KH Muchit Muzadi, Alfian Futuhul Hadi.

Tahlil pertama (6/9) dipimpin langsung oleh adik kandung KH Muchit Muzadi yang juga mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi. Almarhum meninggalkan delapan anak, 19 cucu, dan satu cicit.

KH Abdul Muchit Muzadi wafat dalam usia 90 tahun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Persada Malang, Minggu (6/9) pukul 05.00 WIB. Almarhum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegalboto, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015