Tulungagung (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengimbau warga agar berhati-hati dalam memilih hewan kurban, dengan lebih mengenali ciri-ciri penyakit pada ternak tersebut.
"Sudah ada imbauan resmi agar petugas teknis di setiap kecamatan memeriksa hewan kurban," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto di Tulungagung, Jumat.
Kendati belum ada laporan penemuan penyakit serius pada hewan kurban, lanjut Mulyanto, pihaknya tetap mengimbau warga untuk lebih waspada.
Mengantisipasi hal itu, disnak telah memperketat pengawasan hewan di setiap kecamatan, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemeriksaan "ante mortem" (sebelum disembelih) dan mengamankan masyarakat dari risiko penularan penyakit zoonosis.
Untuk hewan dari luar Tulungagung yang masuk, disnak mengharuskan dilengkapi dengan surat keterangan berkaitan dengan kesehatannya.
"Beberapa penyakit yang harus diwaspadai seperti TBC, antraks, scabies dan lain sebagainya," urainya.
Mulyanto menambahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih hewan qurban, di antaranya jenis kelamin jantan, tidak dikebiri, cukup umur, dan sehat.
Kambing dinyatakan cukup umur jika usianya lebih dari satu tahun ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap (poel sepasang gigi).
Sedangkan sapi, harus berumur lebih dari dua tahun ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap (poel sepasang gigi).
Terkait perkiraan kebutuhan hewan qurban, Mulyanto mengaku masih cukup, sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar Jatim.
Diperkirakan, tahun ini jumlah penyembelihan hewan qurban meningkat sekitar lima persen.
Hal ini dipengaruhi tingkat kesejahteraan dan kesadaran masyarakat untuk berkorban.
Data Disnak Tulungagung pada 2014, sapi qurban yang disembelih mencapai 1.357 ekor dan kambing sebanyak 13.238 ekor.
"Diperkirakan tahun ini akan naik lima persen. Setiap tahunnya memang mengalami peningkatan," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Sudah ada imbauan resmi agar petugas teknis di setiap kecamatan memeriksa hewan kurban," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung, Mulyanto di Tulungagung, Jumat.
Kendati belum ada laporan penemuan penyakit serius pada hewan kurban, lanjut Mulyanto, pihaknya tetap mengimbau warga untuk lebih waspada.
Mengantisipasi hal itu, disnak telah memperketat pengawasan hewan di setiap kecamatan, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pemeriksaan "ante mortem" (sebelum disembelih) dan mengamankan masyarakat dari risiko penularan penyakit zoonosis.
Untuk hewan dari luar Tulungagung yang masuk, disnak mengharuskan dilengkapi dengan surat keterangan berkaitan dengan kesehatannya.
"Beberapa penyakit yang harus diwaspadai seperti TBC, antraks, scabies dan lain sebagainya," urainya.
Mulyanto menambahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih hewan qurban, di antaranya jenis kelamin jantan, tidak dikebiri, cukup umur, dan sehat.
Kambing dinyatakan cukup umur jika usianya lebih dari satu tahun ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap (poel sepasang gigi).
Sedangkan sapi, harus berumur lebih dari dua tahun ditandai tumbuhnya sepasang gigi tetap (poel sepasang gigi).
Terkait perkiraan kebutuhan hewan qurban, Mulyanto mengaku masih cukup, sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar Jatim.
Diperkirakan, tahun ini jumlah penyembelihan hewan qurban meningkat sekitar lima persen.
Hal ini dipengaruhi tingkat kesejahteraan dan kesadaran masyarakat untuk berkorban.
Data Disnak Tulungagung pada 2014, sapi qurban yang disembelih mencapai 1.357 ekor dan kambing sebanyak 13.238 ekor.
"Diperkirakan tahun ini akan naik lima persen. Setiap tahunnya memang mengalami peningkatan," jelasnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015