Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 48 kelompok tani sektor pertanian, perikanan, dan peternakan dari berbagai kecamatan di Kota Surabaya akan memamerkan produk-produknya di acara Gelar Produk Pertanian yang digelar di Taman Surya Surabaya, Minggu (6/9).
"Intinya kami mempertemukan langsung konsumen dengan petani konvensional di Surabaya. Tentunya produk yang dijual masih segar dan harganya tejangkau karena belum masuk ke tengkulak," kata Kepala Bidang Pertanian dan kehutanan Distan Kota Surabaya, Satrio Eko Wibowo di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, acara rutin digelar sebulan sekali pada hari minggu pekan pertama. Acara Minggu (6/9) nanti merupakan gelaran ketiga setelah acara pertama yang dibuka Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini digelar pada 12 Juli 2015 dan 9 Agustus lalu.
Melalui acara gelar produk pertanian ini, lanjut dia, pihaknya ingin memperkenalkan produk-produk pertanian, peternakan dan perikanan baik produk segar dari kelompok tani dan nelayan serta komunitas pecinta tanaman, di antaranya tomat, timun mas, terong. Juga aneka produk olahan pertanian dan perikanan seperti telur asin, aneka olahan jamur, tempe, kerupuk ikan, samiler dan jamu instan.
Satrio menjelaskan, awalnya, kelompok tani dan peternakan tersebut mendapatkan bantuan modal awal dari Dinas Pertanian semisal berupa bibit tanaman ataupun hewan ternak seperti kambing, untuk kemudian dikembangkan.
Diharapkan, gelar produk pertanian ini bisa menjadi embrio untuk meningkatkan perekonomian warga, utamanya kelompok tani dan nelayan yang ada di Surabaya.
"Intinya kami mempertemukan langsung konsumen dengan petani konvensional di Surabaya. Tentunya produk yang dijual masih segar dan harganya tejangkau karena belum masuk ke tengkulak. Adapun yang menjadi sasaran kami adalah warga yang setiap Minggu pagi berolahraga di Taman Surya, juga warga Surabaya dan sekitarnya," ujar Satrio.
Satrio menjelaskan dalam dua penyelenggaraan Gelar Produk Pertanian di Taman Surya, respons masyarakat sangat bagus. Itu terlihat dari adanya peningkatan omset perputaran selama gelaran produk pertanian.
Menurut Satrio, untuk kegiatan pertama pada 12 Juli, omset per putaran mencapai Rp18 juta rupiah dengan produk samiler Samijaya dan telur asin dari warga terdampak penutupan lokalisasi di Putat Jaya menjadi bintangnya.
Lalu pada gelaran kedua, jumlah itu mengalami peningkatan cukup signifikan menjadi 22 juta rupiah dengan komunitas hidroponik Surabaya menjadi penjual terbaiknya.
"Untuk Minggu besok, potensi kenaikan omset sangat mungkin karena memang jumlah pesertanya semakin banyak. Bila pada acara pertama diikuti 30 peserta, lalu naik jadi 35 peserta, kini jadi 48 peserta," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Intinya kami mempertemukan langsung konsumen dengan petani konvensional di Surabaya. Tentunya produk yang dijual masih segar dan harganya tejangkau karena belum masuk ke tengkulak," kata Kepala Bidang Pertanian dan kehutanan Distan Kota Surabaya, Satrio Eko Wibowo di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, acara rutin digelar sebulan sekali pada hari minggu pekan pertama. Acara Minggu (6/9) nanti merupakan gelaran ketiga setelah acara pertama yang dibuka Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini digelar pada 12 Juli 2015 dan 9 Agustus lalu.
Melalui acara gelar produk pertanian ini, lanjut dia, pihaknya ingin memperkenalkan produk-produk pertanian, peternakan dan perikanan baik produk segar dari kelompok tani dan nelayan serta komunitas pecinta tanaman, di antaranya tomat, timun mas, terong. Juga aneka produk olahan pertanian dan perikanan seperti telur asin, aneka olahan jamur, tempe, kerupuk ikan, samiler dan jamu instan.
Satrio menjelaskan, awalnya, kelompok tani dan peternakan tersebut mendapatkan bantuan modal awal dari Dinas Pertanian semisal berupa bibit tanaman ataupun hewan ternak seperti kambing, untuk kemudian dikembangkan.
Diharapkan, gelar produk pertanian ini bisa menjadi embrio untuk meningkatkan perekonomian warga, utamanya kelompok tani dan nelayan yang ada di Surabaya.
"Intinya kami mempertemukan langsung konsumen dengan petani konvensional di Surabaya. Tentunya produk yang dijual masih segar dan harganya tejangkau karena belum masuk ke tengkulak. Adapun yang menjadi sasaran kami adalah warga yang setiap Minggu pagi berolahraga di Taman Surya, juga warga Surabaya dan sekitarnya," ujar Satrio.
Satrio menjelaskan dalam dua penyelenggaraan Gelar Produk Pertanian di Taman Surya, respons masyarakat sangat bagus. Itu terlihat dari adanya peningkatan omset perputaran selama gelaran produk pertanian.
Menurut Satrio, untuk kegiatan pertama pada 12 Juli, omset per putaran mencapai Rp18 juta rupiah dengan produk samiler Samijaya dan telur asin dari warga terdampak penutupan lokalisasi di Putat Jaya menjadi bintangnya.
Lalu pada gelaran kedua, jumlah itu mengalami peningkatan cukup signifikan menjadi 22 juta rupiah dengan komunitas hidroponik Surabaya menjadi penjual terbaiknya.
"Untuk Minggu besok, potensi kenaikan omset sangat mungkin karena memang jumlah pesertanya semakin banyak. Bila pada acara pertama diikuti 30 peserta, lalu naik jadi 35 peserta, kini jadi 48 peserta," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015