Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur menyiapkan "embung" atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan di sejumlah daerah.

"Kami sudah rencanakan anggaran untuk dialokasikan pembuatan 'embung', dam atau parit, serta pembuatan sumur air tanah dangkal," ujar Kepala Dinas Pertanian Jatim Wibowo Ekoputro kepada wartawan di Surabaya, Senin.

Meski tidak harus membuat semuanya, lanjut dia, saat ini tinggal menyesuaikan kebutuhan di daerah-daerah yang terimbas.

Anggaran pembangunannya sudah diajukan melalui dana alokasi khusus (DAK) 2015 sebesar Rp600 juta sebagai salah satu upaya antisipatif pada musim kemarau panjang tahun ini.

Pembuatan "embung" ini juga untuk menghilangkan kekhawatiran sejumlah pihak agar air sebagai konsumsi tidak sulit ditemukan, sekaligus tak menimpa lahan pertanian produktif.

Ia menjelaskan, sekitar 22.126 hektare lahan pertanian di Jawa Timur terimbas kekeringan, namun bisa dipastikan tidak akan memperngaruhi produksi padi.

"Namun, 'embung' ini berbeda dengan yang dibangun Pemprov, sebab khusus untuk pertanian. Harapannya, dengan pembangunan sumber air baru bisa memberikan tambahan persediaan air saat musim kemarau," ucapnya.

Selain bantuan anggaran dari pemerintah pusat, kata dia, Pemprov Jatim juga menyediakan sejumlah bantuan untuk menjaga stabilitas produksi pertanian dengan memberikan teknologi pertanian.

Di antaranya, traktor dan "hand tractor", pompa air, alat pengering padi,  "combine harvester" atau alat pemanen yang telah diberikan kepada kelompok tani sebagai stimulan untuk meningkatkan produksi padi.

"Pemprov Jatim juga masih terus memberikan pendampingan dan pemahaman terkait pola tanam ke kelompok-kelompok tani," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim Nur Falakhi mengatakan saat ini 809,1 hektare lahan pertanian di jatim mengalami puso, namun jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah lahan yang mencapai 1.177.160 hektare.

Ia merinci, beberapa daerah di Jatim yang lahan sawahnya mengalami kekeringan antara lain, Mojokerto (8 hektare), Gresik (239 hektare), Bojonegoro (283 hektare), Kediri (2,1 hektare), Magetan (76,5 hektare), Pacitan (28,8 hektare), Lamongan (80 hektare), Sampang (37 hektare), Sumenep (20 hektare),  Madiun (9 hektare) dan Ngawi (25,7 hektare). (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015