Probolinggo (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berencana membangun sistem penyedotan air gravitasi guna mengatasi kekeringan yang melanda desa-desa di wilayah itu.

"Saat ini kamu sudah melakukan survei sebelum proyek penyedotan air gravitasi berjalan dan pembangunan proyek ini ditargetkan akan dibangun pada awal Agustus sekarang ini, melihat ada sekitar 40 desa yang berada di Kabupaten Probolinggo mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih," kata Direktur PDAM Kabupaten Probolinggo,  Bambang Lasmono, Sabtu.

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan kajian atas debit air di Kali Tancak,  Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo yang diketahui apabila Kali Tancak bisa menghasilkan debit air sekitar 200 liter per detik dengan menggunakan cara sistem gravitasi.

"Setelah kami melakukan kajian atas debit air di Kali Tancak degan menggunakan sistem penyedotan air gravitasi, maka hasil debit air menjadi naik tiga kali lipat dari pada menggunakan sistem pompa yang hanya menghasilkan 50 liter per detik, sehingga pada tahun lalu kami mengajukan anggaran ke pemerintah pusat untuk mengubah sistem penyedotan air tersebut," ujarnya.

Setelah mengajukan anggaran ke pemerintah pusat, ia menambahkan pihaknya kini mendapat bantuan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengatasi dampak kekeringan sebesar Rp30 miliar yang tidak lepas dari upaya dan dukungan Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari.

"Saat ini dari pekerja  proyek sudah ada yang bersiap-siap untuk pengerjaannya. Dengan debit yang naik tiga kali lipat itu, direncanakan cakupan layanan  atau distribusi air bisa lebih luas karena sementara hanya beberapa desa yang dialiri dengan debit air tersebut yakni Desa Gunung Geni, Desa Banyuanyar Kidul, Desa Liprak Kidul di Kecamatan Banyuanyar," paparnya.

Selain itu, lanjutnya ada di beberapa desa yaitu Desa Tiris dan Desa  Pedagangan di Kecamatan Tiris, Desa Condong, Kecamatan Gading,  Desa Bulujaran Lor, Kecamatan Tegalsiwalan serta Desa Maron, Kecamatan Maron.

"Jika cakupan diperluas ke beberapa desa yang berpotensi mengalami kekeringan, maka desa-desa yang dilanda kekeringan itu akan terbebas dari minimnya kebutuhan air bersih ketika musim kemarau terjadi," tandasnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015