Pamekasan (Antara Jatim) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, menyatakan insiden kekerasan di Tolikara, Papua,  perlu menjadi perhatian semua pihak, karena dikhawatirkan menjadi ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan toleransi antarumat beragama.

"Jika tidak diantisipasi, kasus yang terjadi di Tolikara, Papua, itu bisa memancing emosi umat Islam di daerah lain, dan apabila ini terjadi, maka keutuhan NKRI bangsa ini, jelas akan terancam," kata juru bicara HMI Pamekasan dari Komisariat STAIN Agus Poeteratama dalam rilis yang disampaikan kepada Antara, Sabtu.

Agus yang juga Sekretaris Umum (Sekum) HMI Komisariat STAIN Pamekasan ini lebih lanjut meminta, agar aparat penegak hukum segera menangkap semua pelaku kekerasan yang terjadi saat warga muslim melaksanakan shalat Id di Papua itu, serta meminta semua pihak menahan diri.

Pejabat pemerintah di semua daerah, kata dia, hendaknya menyampaikan imbauan agar menahan diri. Sebab, jika tidak, maka potensi balas dendam atas kasus tersebut juga bisa terjadi di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

"Dengan alasan persaudaraan muslim, bisa saja, daerah-daerah yang umat Kristennya minoritas dan muslimnya mayoritas, akan melakukan hal sama. Dan ini jelas tidak kita inginkan," katanya.

Agus menyatakan, Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memang telah menyatakan sikap dan menyesalkan insiden penyerangan dan pembakaran mushalla, serta sejumlah toko umat Islam yang terjadi saat Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah itu.

Namun demikian, katanya, hal itu tidak cukup, tanpa adanya gerakan serentak dan terpadu oleh para kepala daerah dan tokoh agama di seluruh Indonesia, karena persoalan agama sangat emosional. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015