Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengimbau masyarakat jangan terlalu panik dengan terungkapnya kasus penjualan babi hutan yang dilabeli daging sapi impor karena masalah tersebut telah ditangani pihak kepolisian.
"Jangan panik dengan terungkapnya kasus itu, apalagi sekarang sudah ditangani polisi," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Maskur, ketika dikonfirmasi melalui ponselnya di Surabaya, Sabtu.
Pihaknya menjamin daging yang beredar di kalangan masyarakat luas adalah daging sapi asli, karena yang terjual dengan label daging sapi impor hanya di Pasar Wonokromo.
Kepada masyarakat, ia juga meyakinkan kalau suplai daging sapi masih cukup, sebagaimana disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo sebelumnya.
"Sepekan lalu Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga sudah mengecek dan menegaskan bahwa suplai dan stok daging sapi di Jatim aman hingga Lebaran," katanya.
Kendati demikian, ia mengaku harga daging saat ini masih mahal karena ada sedikit ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
"Yang pasti saya mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik tentang bayang-barang campuran daging babi hutan di pasaran," tukasnya.
Terkait daging babi hutan, kata dia, jika dijual terpisah atau sendiri-sendiri tidak dilarang, asalkan tidak dicampur dengan daging sapi, asal diperuntukkan bagi nonmuslim.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menggerebek gudang daging babi hutan di Jalan Penjernihan dan memeriksa tujuh orang untuk dimintai keterangan, Jumat (26/6).
"Kami menggerebeknya karena daging tersebut dijual dengan menyebut bahwa daging itu adalah daging sapi," ujar Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Yan Fitri kepada wartawan di sela penggerebekan.
Sebanyak enam lemari pendingin berisi daging-daging babi hutan yang sudah dibungkus, serta beberapa bungkus daging sapi asli.
Di dalam kotak es tersebut, lanjut dia, daging babi hutan tersebut disimpan dengan daging sapi asli, namun di kotak yang berbeda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Jangan panik dengan terungkapnya kasus itu, apalagi sekarang sudah ditangani polisi," ujar Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Maskur, ketika dikonfirmasi melalui ponselnya di Surabaya, Sabtu.
Pihaknya menjamin daging yang beredar di kalangan masyarakat luas adalah daging sapi asli, karena yang terjual dengan label daging sapi impor hanya di Pasar Wonokromo.
Kepada masyarakat, ia juga meyakinkan kalau suplai daging sapi masih cukup, sebagaimana disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo sebelumnya.
"Sepekan lalu Menteri Perdagangan Rachmat Gobel juga sudah mengecek dan menegaskan bahwa suplai dan stok daging sapi di Jatim aman hingga Lebaran," katanya.
Kendati demikian, ia mengaku harga daging saat ini masih mahal karena ada sedikit ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran.
"Yang pasti saya mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik tentang bayang-barang campuran daging babi hutan di pasaran," tukasnya.
Terkait daging babi hutan, kata dia, jika dijual terpisah atau sendiri-sendiri tidak dilarang, asalkan tidak dicampur dengan daging sapi, asal diperuntukkan bagi nonmuslim.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menggerebek gudang daging babi hutan di Jalan Penjernihan dan memeriksa tujuh orang untuk dimintai keterangan, Jumat (26/6).
"Kami menggerebeknya karena daging tersebut dijual dengan menyebut bahwa daging itu adalah daging sapi," ujar Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi Yan Fitri kepada wartawan di sela penggerebekan.
Sebanyak enam lemari pendingin berisi daging-daging babi hutan yang sudah dibungkus, serta beberapa bungkus daging sapi asli.
Di dalam kotak es tersebut, lanjut dia, daging babi hutan tersebut disimpan dengan daging sapi asli, namun di kotak yang berbeda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015