Malang (Antara Jatim) - Pembangunan Jembatan Kedungkandang Kota Malang, Jawa Timur, yang akan menjadi penunjang keberadaan jalan tol Malang-Pandaan ditargetkan tuntas 2016 dan saat ini masih dalam persiapan lelang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang, Dr Jarot Edy Sulistyo, Sabtu mengatakan saat ini proses dan tahapan penyelesaian pembangunan jembatan itu masih dilakukan finalisasi detail perencanaan (DED).
"Karena ada beberapa perubahan dalam konstruksi, harga satuan bahan maupun desain bangunan, sehingga diperlukan DED baru. Setelah proses DED selesai, kami baru membuka pelaksanaan lelang untuk pengerjaan bangunan jembatan yang kami targetkan tuntas 2016," ujarnya.
Menurut Jarot, proses pembangunan proyek jembatan tersebut "multi years", sehingga dikerjakan secara bertahap. Tahun ini, anggaran yang disediakan sebesar Rp30 miliar untuk menyelesaikan bangunan bawah, yakni tiang bawah, tiang penyangga dan pengerjaan konstruksi lainnya.
Sedangkan tahun 2016, anggaran yang bakal diajukan sebesar Rp49 miliar, sehingga jembatan Kedungkandang tersebut menghabiskan anggaran Rp79 miliar. "Finalisasi DED saya harap Juni selesai dan bisa segera dilelang, sehingga pembangunan bisa segera dilakukan, paling tidak Juli sudah dimulai dikerjakan," katanya.
Jarot mengakui pelaksanan pembangunan jembatan tersebut terlalu mepet karena jembatan itu berkenaan dengan tol Malang-Pandaan. "Harapan kita tahun depan sudah selesai dan bisa dioperasionalkan, sehingga mampu mengatasi kemacetan lalu lintas di tengah kota," katanya.
Pembangunan Jembatan Kedungkandang tersebut, sebenarnya sudah mulai dikerjakan pada tahun 2013, yakni dengan memasang tiang pancang dan konstruksi awal yabng menghabiskan anggaran lebih dari Rp5,2 miliar. Anggaran sebesar itu belum termasuk untuk pembebasan lahan milik warga sekitar.
Namun, karena kontraktor yang mengerjakan pembangunan jembatan itu bermasalah, akhirnya Pemkot Malang memutus kontrak kerja dan dilakukan lelang baru dan konstruksi tiang pancang, besi dan beton yang sudah terpasang akhirnya mangkrak dan mulai berkarat, bahkan sudah ditumbuhi tanaman menjalar.
Karena takut hilang, konstruksi besi dan beton di jembatan itu dibongkar dan rangka besi tersebut saat ini disimpang di DPUPPB. "Rencananya kami melakukan uji laboratorium konstruksi besi itu untuk mengetahui kelayakannya, jika hasil uji laboratorium ternyata masih layak, konstruksi besi itu akan tetap dipakai, namun jika sebaliknya, ya tidak kami pergunakan lagi," tegasnya.
Hanya saja, Jarot tetap optimistis jika besi tersebut masih layak dan bisa digunakan karena yang berkarat hanya luarnya saja," ucapnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015