Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, secara aktif ikut mendorong dan mewadahi para pengusaha tenun ikat di kota ini lebih kreatif membuat corak, sehingga tenun ini bisa menjadi produk unggulan. "Tenun itu adalah produk tangan dan ini yang bikin tenun Kediri beda. Tenun ini punya corak beda, dan kami ingin kerjasama dengan daerah lain supaya tenun ikat bisa dikombinasi dengan tenun daerah lain," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Kamis. Ia mengatakan, tenun ikat merupakan salah satu produk cukup unik di Kediri. Produk itu dibuat dengan cara tradisional dengan ditenun satu per satu dan dijadikan kain. Produknya juga beragam, selain kain ada juga sarung. Pemkot, kata dia, juga terus mendorong pengusaha tenun ikat di Kediri ini untuk terus berkarya dan tidak gulung tikar. Salah satu caranya dengan mengikutsertakan tenun ini dalam berbagai macam pameran baik nasional ataupun internasional. Ia mencontohkan, produk tenun ini dibawa dalam acara Konferensi Asia Afrika di Bandung yang digelar pada April lalu. Tenun itu sengaja dibawa dan dipamerkan. Hasilnya, animo pembeli cukup bagus, baik pembeli dalam negeri ataupun luar negeri. Bahkan, pemkot juga diberi penghargaan oleh istri Wali Kota Bandung, Nyonya Ridwan Kamil atas keikutsertaan membawa produk unggulan dari daerahnya dalam kegiatan tersebut. Selain di Bandung, sejumlah acara pameran lain juga diikuti, seperti di Malang, serta pameran Inacraft 2015, di JCC Senayan, Jakarta. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengenalkan produk tenun ikat dari Kediri ini. Wali Kota berharap, usaha kreatif tenun ikat ini terus berkembang. Pemkot juga akan terus mewadahi usaha ini, dengan membeli produk unggulan ini serta memberikan wadah bagi mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan nasional. Selain itu, pemkot juga tidak segan memberikan bantuan kredit dengan bunga lunak bagi pengusaha. "Kediri punya ciri khas itu (tenun bandar) dan ke depan harapan kami terus berkembang dan tidak hanya itu-itu saja (bisa dikembangkan menjadi berbagai macam produk lain misal sepatu dengan tenun bandar)," kata Abdullah. Di Kota Kediri, kerajinan tenun ikat banyak terdapat di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Awalnya, UMKM itu ada ratusan, tapi saat ini hanya ada puluhan saja. Saat ini, terdapat 139 mesin tenun yang tersebar di sejumlah perajin tenun, denga beragam pengusaha baik yang sudah besar ataupun kecil. Dari usaha kerajinan itu, diketahui mampu menyerap sampai 210 tenaga kerja. Perajin tenun itu awalnya hampir kesulitan mengembangkan usaha ini, sebab terkendala dengan peralatan. Harga beli mesin tenun cukup mahal, sehingga mereka juga berpikir untuk membelinya. Siti Rukayah, salah seorang perajin tenun di Kediri mengatakan, harga mesin tenun bisa sampai Rp4 juta per unit. Dari mesin itu, sehari, setidaknya bisa menghasilkan satu lembar kain tenun. Proses pembuatan juga masih dilakukan secara tradisional, sehingga kapasitas produksi juga terbatas. Namun, mereka sempat mendapatkan bantuan mesin, dan berharap dengan adanya tambahan mesin itu, bisa lebih menyerap tenaga kerja, sehingga bisa memenuhi permintaan pelanggan untuk tenun ikat. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015