Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya melakukan sidak ke Pasar Buah Koblen, Selasa, untuk mengetahui secara pasti kondisi yang ada di pasar sebagai tindak lanjut keluh kesah dari para pedagang. "Kami sudah mendengarkan pernyataan dari para pedagang. Mayoritas mereka tetap ingin berdagang di sini karena mereka sudah mapan dan sudah punya pelanggan tetap," Ketua Komisi B DPRD Surabaya Mazlan Mansur. Lebih lanjut politisi asal PKB itu menyatakan pihak bakal mensupport keinginan pihak pengelola dan pedagang untuk pengurusan izin keberadaan Pasar Buah Koblen. Hal ini, lanjut dia, dikarenakan masalah ini sudah berlarut-larut sejak 4 tahun yang lalu. "Hingga kini belum ada kejelasan perihal izin yang diajukan oleh pihak pengelola ke Pemkot. Demikian pula Pemkot juga belum menunjukkan sinyal akan menerbitkan izin," kata Mazlan. Menurut Mazlan, yang menjadi masalah izin tersebut belum turun karena dari dinas terkait menyatakan bahwa pihak pengelola belum memenuhi persyaratan SKRK (Surat Keterangan Rencana Kota). Adapun persyaratan yang belum dipenuhi yakni perihal luasan lahan yang belum diukur. Sedangkan untuk kawasan Pasar Buah sendiri yang merupakan Cagar Budaya Tipe C, Mazlan menyatakan bahwa hal itu tidak ada masalah karena cagar budaya tipe C boleh dibangun secara kondisional. "Kita juga berharap pengelola bisa melengkapi berkasnya dan bisa mendapatkan izinnya," katanya. Sementara itu, Direktur PT Dwi Budi Jaya, Wayan Arcana, selaku pengelola Pasar Koblen menuturkan bahwa pihaknya berharap komisi B dapat mendukung upayanya untuk mendapatkan izin. "Kita sudah mengajukan izin yang sudah diperbarui pada Februari lalu. Hingga kini belum keluar. Kami lapor ke Komisi B," ujar Wayan Arcana disela-sela mendampingi sidak anggota Komisi B. Ditambahkan Wayan, rencananya pekan depan pihak Cipta Karya akan melakukan pemetaan di Pasar Koblen. Pemetaan itu dilakukan berdasarkan hasil pemetaan dari pihak BPN tahun 1990 silam. "Luasnya sekitar 38.060 M2. Untuk stannya berjumlah 170. Sedangkan jumlah pedagangnya 65 pedagang dan masing-masing pedagang bisa memiliki 4 sampai 5 lapak serta mempekerjakan 5-10 orang," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014