Setiap tahun, para buruh selalu melakukan unjuk rasa sebagai "pemanasan" sebelum pemerintah melakukan penetapan upah minimum kabupaten atau kota (UMK). Tuntutannya sama, yakni meminta UMK dengan nilai tinggi. Akibat aksinya, tidak sedikit warga masyarakat yang dirugikan, di antaranya terkena imbas kemacetan lalu lintas yang ditimbulkan di beberapa jalan protokol, karena rata-rata unjuk rasa yang dilkukan berlangsung selama sehari dan arahnya ke lokasi pusat pemerintahan. Sejumlah jalan protokol yang ada di Kota Surabaya, sudah menjadi "langganan" macet tatkala aksi ini sedang berlangsung. Memang UMK selalu menjadi perdebatan hangat setiap menjelang akhir tahun. Tidak hanya bagi para buruh, pengusaha-pengusaha juga kebingungan menghadapinya. Yang patut dipertanyakan, mengapa setiap menjelang penetapan selalu ada aksi protes dan demo besar-besaran padahal yang mengusulkan nilai UMK adalah dewan pengupahan di setiap daerahnya. Anggota dewan pengupahan pun terdiri dari berbagai unsur, yakni perwakilan pengusaha, serikat buruh,serta pemerintah daerah atau yang dikenal dengan "tripartit" Kebutuhan Hidup Layak (KHL) serta inflasi di setiap daerah menjadi salah satu tolok ukur penetapan UMK yang akan ditetapkan maksimal 40 hari sebelum pergantian tahun. Artinya, penetapan itu maksimal dilakukan pada tanggal 20 November setiap tahun dan akan diterapkan pada tahun berikutnya. Seperti jual beli, penetapan UMK ini sempat terjadi kebiasaan saling menunggu yang terjadi di setiap kabupaten kota. Terlebih di Jawa Timur yang terjadi malam daerah Ring I saling menunggu untuk meletakkan nomimal besaran UMK yang akan dikirimkan. Pengiriman nomimal UMK di Ring I seperti Mojokerto, Gresik, Pasuruan, Sidoarjo dan Surabaya ini memang menjadi yang terakhir di antara yang lainnya di Jawa Timur. Karena di wilayah tersebut banyak bertengger perusahaan-perusahaan dari skala kecil sampai dengan menengah yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja. Namun, berapapun nilai nomimal penetapan UMK tahun 2015 mendatang, bisa membawa pengaruh baik dalam dunia industri yang ada di Jawa Timur dan para buruh pun ingin hidup layak. Semoga.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014