Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan pembangunan embung sebagai antisipasi kekeringan pada saat kemarau di daerahnya masih terhambat dengan tanah yang akan digunakan lokasi embung masih terdapat tanaman padi. "Lokasi tanah yang akan dimanfaatkan pembangunan embung masih ada tanaman padinya, sehingga pekerjaan pembangunan embung menunggu warga memanen tanaman padinya," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edy Sutanto, Selasa. Namun, ia memastikan pekerjaan pembangunan embung akan bisa segera dilakukan, sebab tanaman padi yang ditanam warga di atas tanah kas desa dan tanah "solo vallei werken" akan panen dalam waktu dekat ini. "Kalau memang warga sudah memanen tanaman padinya, maka pekerjaan pembangungan embung segera kita laksanakan," katanya, menegaskan. Saat ini, katanya, pihaknya baru bisa menyelesaikan pembangunan satu embung secara swakelola di tanah kas desa di Kecamatan Kasiman. "Satu embung lainnya baru tahap akan mulai dikerjakan secara swakelola yang lokasinya di Desa Sedayu Kidul, Kecamatan Purwosari," jelasnya. Selain itu, pihaknya juga masih menunggu turunnya izin pemanfaatan tanah SVW di 52 lokasi dari Kementerian PU. Sesuai data, pemkab memprogramkan pembangunan 88 embung dengan memanfaatkan TKD dan SVW dengan alokasi anggaran Rp7 miliar dari APBD 2014. Sesuai data, katanya, pembangunan embung yang dilaksanakan secara swakelola berjumlah 75 embung, sedangkan embung dengan sistem kontrak 13 embung. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014