Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 922 warga belajar di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, mengikuti ujian nasional kejar paket B (setara SMP) yang diselenggarakan lima pondok pesantren dan 20 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro Husnul Chuluq, Senin, mengatakan sebanyak 25 penyelenggara UN kejar paket B itu selama ini juga menjadi lokasi kegiatan proses belajar mengajar sebanyak 922 warga belajar yang menjadi peserta UN. Meski demikian, pelaksanaan UN pada 25 lembaga pendidikan yang dilaksanakan di 60 ruangan dengan jumlah peserta UN berkisar 10-25 warga belajar/ruangan memperoleh pengawasan yang tidak kalah dengan pengawasan UN siswa SMP atau MTs negeri maupun swasta. "Pengawasan pelaksanaan UN kejar paket C (setingkat SMA) itu menerima perlakuan yang sama dengan UN SMP. Hanya pelaksanaannya tidak pagi hari, tetapi siang hari," jelas Kasi Keaksaraan dan Kesetaraan Pendidikan Nonformal dan Informal Disdik, Nandar. Ia menjelaskan pengawas pelaksanaan UN kejar paket B, selain guru, jajaran PKBM, juga jajaran Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMK). Mengenai pengawasan soal, menurut dia, pendistribusiannya juga mendapatkan pengawalan polisi, termasuk pengiriman lembar jawaban UN ke Disdik. "Ujian kejar paket C ini berlangsung sungguh-sungguh tidak asal ikut kemudian bisa lulus. Apalagi, jumlah soalnya juga ada beberapa format, sehingga warga belajar tidak bisa saling membantu," ujarnya. Menjawab pertanyaan, ia menjelaskan sebagian peserta UN kejar paket C tersebut usianya rata-rata sudah tua, bahkan ada yang sudah mencapai 50 tahun. "Mereka terdiri dari berbagai kalangan, mulai pegawai negeri sipil (PNS), anggota Koramil, juga perangkat desa yang menginginkan tidak hanya memiliki ijasah setara SD," jelasnya. Ia menambahkan pelaksanaan ujian kejar paket C (setingkat SMA) yang sudah berlangsung dengan jumlah peserta 1.122 warga belajar, juga mendapatkan pengawasan ketat. "Bahkan, di setiap ruangan lokasi UN kejar paket C ada seorang pengawas dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, selain ada pengawas dari guru lokal," tandasnya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014