Bojonegoro (Antara Jatim) - Sebanyak 17.744 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat baik negeri maupun swasta di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin, mengikuti ujian nasional (UN) yang diselenggarakan 140 lembaga pendidikan yang terbagi menjadi 21 rayon. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro Husnul Khuluq, mengatakan, pihaknya tidak menerima laporan ada lembaga penyelenggara UN baik negeri maupun swasta yang melapor kekurangan soal. "Sejauh ini pelaksanaan UN berjalan lancar. Tidak ada lembaga penyelenggara UN yang melaporkan kekurangan soal," jelasnya. Sebelumnya, katanya, soal UN yang diterima dengan jumlah 314 boks , sudah dicek satu persatu, sehingga kecil kemungkinan ada lembaga pendidikan penyelenggara UN yang kekurangan soal. Ketika mengecek soal itu, katanya, diketahui ada soal mata pelajaran Fisika untuk UN SMA yang masuk dalam kotak soal kejar paket C untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. "Tapi seketika itu kita minta ganti soal UN kejar paket C kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jatim," katanya, menegaskan. Menjawab pertanyaan, ia menyatakan tidak mungkin ada kebocoran soal, sebab sistem pengamanan soal UN, mulai penyimpanan di Mapolres, juga pendistribusiannya ke Mapolsek, hingga ke lembaga penyelenggara UN dilakukan dengan pengawasan ketat dari kepolisian. "Kami optimistis tidak akan ada soal yang bocor. Sampai saat ini kami tidak mendengar ada kunci jawaban UN yang beredar di kalangan siswa," ujarnya. Ia merinci sebanyak 140 lembaga penyelenggara UN yaitu SMP negeri dan Swasta 54 lembaga, Mts negeri dan swasta 86 lembaga. Menurut dia, sebanyak 17,745 siswa peserta UN tersebut, di antaranya, ada yang berasal dari 58 SMP negeri dan swasta yang menggabung dalam pelaksanaan UN, disebabkan lembaga pendidikan tersebut tidak memenuhi persyaratan untuk menggelar UN. "Lembaga tersebut tidak bisa menggelar UN, sebab jumlah siswanya minim, sehingga bergabung dengan lembaga penyelenggara UN yang memenuhi persyaratan," jelas Kepala Bidang SMP, SMA/SMK Disdik Rustamadji, menambahkan. Ia menambahkan sebanyak 2.156 guru SMP dan Mts negeri dan swasta di daerahnya terlibat dalam pengawasan UN, dengan sistem silang yaitu guru SMP mengawasi Mts, sebaliknya guru Mts mengawasi SMP."Di masing-masing ruangan paling tidak dijaga dua guru," ucapnya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014