Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuka program studi (prodi) Diploma-4 (D4) Pengobat Tradisional (Battra) mulai tahun 2014, karena pengobatan tradisional sekarang dinilai mampu menjadi pelengkap untuk pengobatan konvensional (kimiawi). "Pengobatan tradisional kita harus lebih berkembang daripada Tiongkok, India, atau Thailand, karena kita memiliki keanekaragaman biologik terbesar di dunia," kata ketua prodi D4 Battra Unair, Arijanto Jonosewojo SpPD FINASIM, di Surabaya, Minggu. Oleh karena itu, katanya, Unair yang memiliki D3 Battra sejak tahun 2005 akan mengembangkannya menjadi D4 Battra mulai tahun 2014 melalui pendaftaran jalur Mandiri yang akan dibuka pada September 2014. "Itu kita lakukan karena 56 persen lulusan D3 Battra Unair melanjutkan studi S1 ke Yogyakarta dan Solo yang memiliki prodi jamu dan pengobatan tradisional," katanya. Selain itu, katanya, 200-an lulusan D3 Battra Unair sejak 2005 juga sudah diakui masyarakat, termasuk mereka yang bekerja pada 20 puskesmas di Surabaya yang memiliki poli pengobatan tradisional. Menurut Kepala Poli Pengobatan Tradisional RSUD dr Soetomo Surabaya itu, keberadaan D4 Battra yang setara dengan S1 akan mencetak pengobat tradisional yang berijazah. "Bisa saja dia berijazah Battra Herbal/Jamu, Battra Akupuntur, atau Battra Alternatif lainnya, tapi dia terdidik untuk itu dan memiliki ijazah terkait keahliannya, sehingga masyarakat tidak tertipu dengan pengobatan alternatif tanpa ijazah," katanya. Bahkan, ia mengaku dirinya saat berkunjung ke Tiongkok pada beberapa tahun lalu justru mendapat peringatan agar berhati-hati dengan pengobatan tradisional ala Tiongkok di Indonesia yang umumnya kena "black list" di negaranya, lalu buka praktik di Indonesia. Tentang kuota D4 Battra, ia mengatakan dirinya akan menerima kuota sebanyak kuota D3 yakni 50 orang. "Yang jelas, D4 itu berbeda dengan S1 karena lebih banyak praktik hingga 60 persen," katanya. Ia mengatakan mahasiswa D4 Battra akan menempuh perkuliahan di FK Unair, tapi praktikum bisa dilakukan di FK Unair, FF Unair, atau RSUD dr Soetomo Surabaya. "Menjelang akhir studi, mereka akan mengikuti ujian pada Dinas Kesehatan untuk mendapatkan izin praktik, sehingga lulusa D4 Unair akan memiliki ijazah dan izin praktik yang legal," katanya. Hingga kini, pengobatan tradisional di dunia sudah berkembang pesat, seperti 'battra' di Tiongkok ada 30 persen dan di Amerika ada 20 persen, bahkan di Amerika ada 30-an fakultas yang mempelajari 'battra' secara konsisten. "Pengobat tradisional yang berijazah itu penting, karena pengobatan tradisional itu ada ilmunya dan bila dijalani tanpa ilmu justru merugikan masyarakat, karena praktik ilegal dalam pengobatan yang berkembang," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014