Bangkalan (Antara Jatim) - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan, Jawa Timur, menginstruksikan para kadernya agar tidak golput pada Pemilu Legislatif 2014. Ketua Bidang (Kabid) Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Bangkalan Hairus Zaman, mengatakan, menggunakan hak suara untuk memilih orang yang akan mewakili rakyat di parlemen sangat penting, karena hal itu berkaitan dengan nasib bangsa Indonesia untuk lima tahun ke depan. "Kader HMI harus menjadi pelopor dalam ikut menentukan arah masa depan bangsa, tentunya dengan berperan aktif, dengan cara menggunakan hak suaranya pada pemilu yang akan digelar pada 9 April 2014 nanti," kata Hairus Zaman dalam rilis yang disampaikan kepada Antara, Rabu. HMI sebagai organisasi kemahasiswaan, kata dia, perlu mengingatkan para kadernya, sebab sebagai insan akademis, HMI dituntut untuk menjadi motor penggerak perubahan akan masa depan bangsa yang lebih baik. Sedangkan, motor penggerak perubahan itu, kata dia, akan berjalan efektif, apabila bisa dilakukan dengan penuh tanggung dan berdasarkan pilihan tepat, cerdas dan demokratis. "Maka, satu-satunya jawaban yang tepat menurut hemat kami dalam ikut menentukan arah masa depan bangsa, dengan cara menggunakan hak suaranya, bukan dengan cara golput," katanya. Tidak hanya kepada para kader, organisasi ektra kampus di Kabupaten Bangkalan ini juga mengajak kepada semua lapisan masyarakat Indonesia agar tidak menyia-nyiakan pesta demokrasi lima tahunan itu. HMI Bangkalan juga mengimbau, agar semua elemen masyarakat juga ikut membantu suksesnya pelaksanaan pemilu legislatif yang akan digelar pada 9 April 2014 itu berjalan dengan lancar dan situasi yang kondusif. "HMI berkepentingan untuk menyuarakan ini, karena satu dari tujuan HMI berdiri mempertahankan keutuhan NKRI, disamping menyebarluaskan nilai-nilai ke-Islam-an," tandasnya. Menurut Hairus Zaman, instruksi kepada semua kader dan imbauan kepada semua lapisan masyarakat agar menggunakan hak suaranya pada pemilu legislatif 9 April 2014, tidak dimaksudkan untuk mendukung calon atau partai politik tertentu. Sebab HMI merupakan organisasi independen yang bergerak dibidang perkaderan dan pembinaan anggota. HMI tidak berafiliasi dengan partai politik tertentu dan organisasi kemasyarakat tertentu, semisal NU, MUhammadiyah, Persis, Al-Irsyad dan lain sebagainya. Independensi HMI, kata dia, meliputi dua hal, yakni independensi etis dan independensi organisatoris. Independensi etis dimaksudkan, sikap dan pembelaan yang harus dilakukan oleh kader-kader HMI hendaknya mengacu kepada ketentuan etika, norma-norma dan aturan yang berlaku. Sedangkan independensi organisatoris sebagai wujud implementasi bahwa organisasi ini terbentuk murni dari kalangan mahasiswa pada 5 Februari 1947, bukan bentukan dari ormas ataupun partai politik tertentu. "Dengan demikian, kebijakan HMI Cabang Bangkalan menginstruksikan kader-kadernya untuk berpartisipasi aktif pada pemilu dengan tidak golput, sebenarnya sebagai wujud implementasi atas tafsir indepensi etis itu," pungkas Hairus Zaman. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014