Kediri (Antara Jatim) - Bantuan untuk pengungsi erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) menumpuk di posko utama simpang lima gumul (SLG) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan belum disalurkan sampai sekarang. Bidang Sosial Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Kediri Eko Setiyono, Jumat mengatakan, bantuan itu akan didistribusikan ke pengungsi. "Menunggu pendataan pasti. Kami juga sudah dapat instruksi dari Ibu Bupati segera menyalurkan bantuan," kilahnya. Bantuan yang menumpuk di gedung "convention hall" SLG itu beragam dan didominasi makanan serta minuman, seperti beras, mi instans, biskuit, air minum, dan sejumlah bantuan lainnya. Sejumlah bantuan masa kedaluwarsanya juga hampir mendekati, misalnya susu, yang habis pertengahan 2014 ini. Sampai saat ini masih belum ada keputusan lebih lanjut tentang kapan bantuan itu akan diberikan pada warga. Bantuan sampai saat ini juga terus berdatangan, salah satunya adalah pemberian dari Pemkab Gresik. Mereka memberikan bantuan untuk keperluan para pengungsi baik bahan pokok, minuman, sampai material bangunan. Asisten I Pemkab Gresik Tursilo Wanto Hariyoi mengatakan sebelumnya sudah mengonfirmasi kepada Pemkab Kediri, apa yang bisa dibantu, dan setelah melalui proses rapat, akhirnya pemkab menyumbang sejumlah perlengkapan untuk para korban erupsi Gunung Kelud. "Ada 15 truk yang terdiri dari genteng, esbes, semen, sarung, makanan, serta air mineral. Kami menunjukkan empati dan apa yang dirasakan warga Kediri juga ikut dirasakan di Gresik," ujarnya. Pemberian bantuan itu diterima langsung oleh sejumlah pejabat di pemkab, di antaranya Asisten I Pemkab Kediri Joko Susilo, serta sejumlah pejabat lainnya. Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula siaga menjadi awas pada Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB. Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang 1000 sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan. Akibat erupsi Kamis tersebut, ribuan bangunan dan rumah mengalami kerusakan. Begitu juga dengan hektaran lahan pertanian gagal panen, serta berbagai kerugian lainnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014