Malang (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, selama tahun 2014 akan membangun drainase sebanyak 135 titik untuk meminimalkan banjir ketika turun hujan menggenangi kota itu.
Kasi Drainase Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Pengawasan Bangunan (DPUPPB) Kota Malang Soedarsono, Rabu, mengatakan pembangunan ratusan drainase skala kecil itu untuk meminimalkan banjir di setiap kelurahan, sehingga anggaran untuk setiap titik drainase juga kecil.
"Anggaran untuk pembangunan ratusan drainase tersebut sebesar Rp48 miliar dan setiap titik rata-rata sekitar Rp200 juta. Karena biaya pembangunannya di bawah Rp200 juta, maka kontraktornya dilakukan dengan penunjukan," katanya.
Meski melalui penunjukan, katanya, kontraktor yang ditunjuk tetap wajib memenuhi kualifikasi. Apalagi, dari 135 drainase yang bakal dibangun itu, sebagian juga ada drainase yang cukup besar, seperti di Jalan Hasyim Asyari dan Arif Margono.
Ia mengatakan meski tahun ini akan dibangun 135 drainase, masih banyak jalan-jalan besar di Kota Malang yang sistem drainasenya kurang memadai, sehingga pembangunan drainase tersebut masih akan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
"Kami akan tuntaskan pembangunan drainase skala kecil ini hingga di titik-titik tersulit yang ada di kelurahan agar ke depan tidak ada lagi air hujan yang membanjiri kota ini," ujarnya.
Pada tahun 2013, Pemkot malang juag mengang garkan dana sebesar Rp40 miliar untuk membangun drainase termodern di Jatim yang menggunakan "jacking system". Sistem tersebut sudah diterapkan di Bali dan Jakarta, sementara di Jatim baru akan diterapkan di Malang.
Sistem jacking sepanjang 1.400 meter tersebut dengan membuat drainase melalui pengeboran di dalam tanah sebelum dipasang "boxculvert". Lubang drainase mencapai 2 meter kali 2,5 meter.
Proyek tersebut merupakan tahap awal untuk mengatasi banjir di lima titik terparah, yakni banjir di Jalan Galunggung, kawasan Gading Kasri, Jalan Pulosari, kawasan Dieng serta jalan menuju Kelurahan Pisang Candi.
Dengan adanya sistem tersebut, air yang menggenang di lima titik langganan banjir itu akan teratasi karena air akan dialirkan ke Kali Metro melalui drainase. Meski sistem itu pembangunann harus dilakukan di bawah tanah, dipastikan tidak akan mengganggu arus lalu lintas.
Hanya saja proyek pembangunan jacking system tersebut sering menuai protes dari warga karena tidak dikerjakan secara maksimal dan menganggu aktivitas warga.
Pembangunan drainase dengan sistem jacking tersebut seharusnya sudah tuntas pada akhir Desember 2013, namun kontraktor proyek itu, yakni PT Citra Gading Asritama masih diberikan toleransi waktu hingga tiga bulan ke depan atau sekitar Maret harus sudah tuntas.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014