Oleh Laily Widya Arishandi
Surabaya (Antara Jatim) - Pegiat/aktivis LSM "Save Shark Indonesia" Sevin menegaskan bahwa tindakan mengonsumsi sirip ikan hiu atau daging hiu itu setara dengan mengonsumsi racun, karena tubuh ikan hiu itu mengandung racun yang merusak sistem syaraf.
"Masih banyak orang yang belum mengerti bahwa mengonsumsi sirip ikan hiu ataupun daging hiu tersebut bukan gaya hidup modern, melainkan sama halnya dengan mengonsumsi racun yang dikandung hiu," ujarnya dalam seminar di Aula SMP IPIEMS Surabaya, Rabu.
Dalam seminar 'Goes to School' yang digagas LSM "Save Shark Indonesia" bekerja sama dengan SMP IPIEMS Surabaya itu, ia menjelaskan racun yang ada dalam tubuh hiu bisa merusak sistem syaraf, khususnya pada janin atau anak di bawah lima tahun, karena kadar merkuri yang menempel di sirip hiu mencapai 42 persen.
"Kadar merkuri tersebut berasal dari kemih ikan hiu melalui siripnya, kemudian air seni dari ikan hiu yang menjadi perburuan liar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk dijadikan berbagai macam resep makanan itu pun mengendap," katanya dalam seminar yang juga menampilkan 'Miss Scuba International 2011', Dayu Prastini Hatmanti.
Dalam kesempatan itu, Miss Scuba International 2011, Dayu Prastini Hatmanti, menjelaskan pentingnya upaya penyelamatan hiu yang populasinya hanya tersisa 10 persen dibandingkan dengan sekitar 20 tahun lalu itu dari perburuan liar.
"Seperti yang kita ketahui, selain dijadikan makanan yang sebenarnya mengandung racun, hiu juga sebagai predator puncak yang mengakumulasi polutan dari hewan-hewan yang dimangsanya," katanya.
Senada dengan itu, penyanyi solo, Syahbudin Syukur yang akrab disapa Budi Doremi juga mengajak siswa-siswa untuk menyelamatkan populasi hiu di Indonesia yang terancam punah.
"Mari kita selamatkan hiu di Indonesia dari perburuan liar yang dapat mengancam populasi mereka," katanya sambil memetik gitarnya di sekolah itu.
Tentang kegiatan rutin "Save Shark Indonesia" untuk mengingatkan masyarakat terhadap populasi hiu yang terus menurun itu, siswa kelas VIII SMP IPIEMS, Gilang, mengaku senang, karena dirinya bisa mendapatkan informasi yang akurat tentang keberlangsungan hidup ikan hiu.
"Saya senang dengan kegiatan semacam ini karena untuk menambah pengetahuan dan juga memberikan informasi, khususnya ikan hiu yang terancam punah," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP IPIEMS, Yashinta Siti Wahyuni, mengakui tujuan diadakannya seminar adalah untuk melatih siswa-siswa bersifat kritis, terbuka hati nurani untuk lebih mencintai lingkungannya.
"Berawal dari media internet, para siswa membuat video tentang pelestarian ikan hiu untuk melatih sifat kritis mereka guna membuka hati nuraninya mencintai lingkungannya, baik itu lingkungan sekitarnya maupun lingkungan yang jauh di dasar laut sana," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2014