Bojonegoro (Antara Jatim) - Harga cabai rawit merah di Bojonegoro, Jatim, Kamis, mencapai Rp80.000/kilogram meningkat dua kali lipat dibandingkan sepekan lalu karena berkurangnya jumlah pasokan cabai rawit merah dari daerah penghasil ke pasar setempat. Seorang pedagang cabai rawit di Pasar Besar Kota Bojonegoro Ny. Warsini, mengatakan, pasokan cabai rawit merah dari daerah penghasil Pare, Kediri, yang biasanya bisa mencapai 2 kuintal/hari berkurang menjadi sekitar 50 kilogram/hari sejak sepekan terakhir. "Jumlah pasokan cabai rawit merah itu harus dibagi dengan pedagang cabai lainnya," jelasnya, dibenarkan pedagang cabai lainnya juga di pasar setempat Ny. Sri Tunjung. Bahkan, seorang pedagang bumbu di pasar setempat Ny. Bambang mengaku tidak memperoleh bagian cabai rawit merah karena pasokan cabai rawit berkurang. Sementara itu, Ny. Sri Tulus yang biasanya memperoleh pasokan cabai rawit merah sebanyak 30 kilogram, hanya memperoleh 10 kilogram. "Saya hari ini memperoleh bagian cabai rawit merah 10 kilogram sudah terjual habis. Kalau biasanya bisa memperoleh pasokan 50 kilogram/hari," jelas Ny. Warsini. Warsini menjelaskan berkurangnya pasokan cabai rawit merah ke pasar setempat disebabkan para petani di daerah penghasil di Pare, Kediri, enggan memanen cabai karena baru awal puasa. Selain itu, katanya, tanaman cabai petani di wilayah setempat banyak yang rusak terserang hama "patek", ditambah di daerah Bojonegoro dan Tuban tidak ada panen cabai. "Panen cabai rawit asal daerah pegunungan di Tuban sudah habis. Karena itu harga cabai rawit merah terus naik," jelas Ny. Bambang. Sementara ini, harga cabai rawit kuning juga naik menjadi Rp30 ribu/kilogram yang semula Rp22 ribu/kilogram, cabai lompong merah turun menjadi Rp20 ribu/kilogram yang semula Rp28 ribu/kilogram dan cabai merah tampar stabil Rp33 ribu/kilogram. "Kalau hari ini saya tidak memiliki cabai rawit hijau," jelas Ny. Sri Tulus. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013