Bojonegoro (Antara Jatim) - Bulog Subdivre III Bojonegoro, Jatim, Kamis, mulai mendistribusikan jatah beras bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) ke-13 di Bojonegoro, Tuban dan Lamongan, menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Pendistribusian jatah beras bagi warga miskin ke-13 dampak kenaikkan BBM mulai berjalan hari ini. Sebab, pendistribusian beras warga miskin untuk Juni sudah rampung," kata Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Awaludin Iqbal, Kamis.
Menurut dia, pendistribusian jatah beras miskin di Bojonegoro hari ini diawali dari sejumlah desa di Kecamatan Margomulyo dan Kedewan.
"Pelaksanaan pendistribuan beras tidak bersamaan, tapi secara bertahap," jelasnya.
Ditanya kendalanya, ia mengaku tidak ada baik dari segi teknis pelaksanaan di lapangan menyangkut kendaraan pengangkut beras dan alokasi stok beras yang dimiliki.
"Stok beras kami lebih dari cukup, meskipun harus mengeluarkan tambahan jatah beras bagi warga miskin tiga kali," katanya, menegaskan.
Lebih lanjut ia menjelaskan jumlah rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang menerima jatah beras miskin ke-13 di tiga kabupaten yang masuk wilayah kerjanya tidak berubah sama dengan yang menerima alokasi jatah beras miskin yang sudah berjalan.
Ia menyebutkan jumlah penerima jatah beras miskin ke 13 di Bojonegoro sebanyak 118.354 RTSM. Mereka juga akan menerima jatah beras miskin ke-14 yang pendistribusiannya dimulai Juli dan jatah beras
ke-15 yang pendistribusiannya September.
"Mengenai jumlah beras yang dialokasikan tidak ada perubahan tetap 15 kilogram/RTSM dengan harga beli Rp1.500/kilogram," jelasnya.
Dimintai konfirmasi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adi Witjaksono menjelaskan pihaknya sampai saat ini belum menerima pengaduan dari masyarakat yang melapor ada penerima jatah beras dari warga kaya.
Meski demikian, ia mengakui tambahan alokasi jatah beras miskin tiga kali juga bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang diterima RTSM dampak kenaikan BBM di daerahnya mulai memunculkan kecemburuan sosial warga lainnya.
"Tapi kami tetap memberikan kesempatan masyarakat untuk mengadu kalau menjumpai ada penerima BLSM dari warga kaya," ujarnya.
Pengaduan masyarakat, lanjutnya, bisa disampaikan kepada tim pengawas BLSM yang ada di kecamatan dan desa agar diteruskan ke pemkab.
"Kami tetap akan melakukan klarifikasi kalau memang ada pengaduan dari masyarakat," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013