Surabaya (Antara Jatim) - Rasio kelistrikan (tingkat elektrifikasi) tiga wilayah di Jawa Timur rendah karena penggunaan energi listrik di beberapa daerah tersebut belum merata seperti di sejumlah kota besar di Pulau Jawa. "Ketiganya yakni Madura, Jember, dan Bojonegoro," kata Manajer Komunikasi Hukum dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur, Nurdajanto, di Surabaya, Jumat. Ia mencontohkan, hingga kini tingkat elektrifikasi di Pulau Madura rata-rata mencapai 65 persen. Namun, di Kabupaten Pamekasan justru mencatat tingkat elektrifikasi lebih rendah dari rata-rata atau setara 59,02 persen. "Dari pencapaian tingkat elektrifikasi di Pamekasan, mereka yang sudah memanfaatkan energi listrik hanya 129.522 kepala keluarga," ujarnya. Sementara, jelas dia, tingkat elektrifikasi secara keseluruhan di Jawa Timur mencapai 74,8 persen selama tahun 2012. Bahkan, ditargetkan oleh PLN angkanya meningkat menjadi 77,16 persen pada tahun 2013. "Lalu pada tahun 2020 kami harapkan naik menjadi 100 persen di pasar kelistrikan nasional," katanya. Untuk memperluas penggunaan listrik masyarakat khususnya di daerah pedesaan, tambah dia, pihaknya telah menanamkan modal antara Rp85 miliar hingga Rp100 miliar. Besaran investasi tersebut sekaligus salah satu upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di daerah terpencil. "Nilai investasi itu kami wujudkan berupa pemasangan jaringan di pedesaan termasuk trafo, tiang, dan peralatan kelistrikan lainnya," katanya. Walau demikian, harap dia, pemerintah daerah tingkat II perlu memberikan dukungan dengan membantu PLNĀ  untuk merealisasi perluasan pemanfaatan listrik hingga berbagai pelosok daerah. Hal tersebut sesuai dengan diberlakukannya UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan di mana pemerintah harus membantu PLN. "Sampai saat ini, pemerintah daerah yang telah ikut mengalokasikan investasinya untuk perluasan pemanfaatan energi listrik dengan pembangunan jaringan listrik adalah Madura. Pada masa mendatang, kalangan swasta juga bisa mendukung upaya ini," katanya. Di samping itu, lanjut dia, wilayah lain yang memiliki potensi besar untuk perluasan jaringan listrik di antaranya Probolinggo dan daerah pinggiran Banyuwangi. Lalu, Utara Madura juga membutuhkan investasi besar tidak hanya jaringan listrik tetapi transmisi yang ukurannya besar. "Khusus penambahan jaringan, idealnya sebesar 2.200 VA. Kalau kurang dari 2.200 VA, besaran investasi yang disalurkan percuma karena penanam modalnya merugi," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013