Surabaya (AntaraJatim) - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) Choirul Anam atau akrab disapa Cak Anam meluncurkan buku berjudul "Skandal Imam Bonjol", sekaligus melakukan diskusi dan bedah buku di Surabaya, Jumat.
"Buku ini berdasarkan fakta dariapa yang saya lihat, alami dan rasakan bersama kawan pimpinan partai politik nonparlemen lainnya," ujarnya di sela bedah buku.
Ia berharap, buku setebal 185 halaman tersebut dapat diketahui publik tentang apa dan bagaimana yang terjadi sesua kesaksiannya ketika mengikuti "drama" verifikasi partai politik peserta Pemilihan Umum Legislatif 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Cak Anam mengatakan, judul buku tersebut diambil dari alamat kantor KPU Pusat yang bertempat di Jalan Imam Bonjol 29 Jakarta Pusat. Di tempat itu pula, dilakukan verifikasi partai politik peserta Pemilu 2014.
Buku tersebut memang tidak dipersepsikan sebagai tulisan ilmiah. Menurut dia, data dan fakta yang dikumpulkan dari berbagai sumber cukup bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Bagi kalangan pemerhati Pemilu, buku ini bisa dijadikan anak tangga pertama untuk naik ke jenjang penelitian lebih dalam dan membedah sistem pemerintahan presidensial versus multi partai, yang penuh tipu daya, kelicikan, kemunafikan dan rekayasa," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Buruh Sonny Pudjisasono mengatakan, saat ini 10 parpol yang lolos jadi peserta Pemilu 2014 dinilai tidak sah karena harus memiliki tiga syarat dasar, yakni kepengurusan 100 persen provinsi, 75 persen kabupaten/kota dan 50 persen kecamatan.
"Tapi praktiknya, KPU pusat memberikan potongan partai politik hanya memenuhi dua syarat dasar, hanya kepengurusan provinsi dan kabupaten/kota saja," kata politisi yang juga menjadi salah satu pembicara dalam diskusi bedah buku tersebut.
Oleh karena itu, pihaknya mendesak perlu dilakukannya pergantian antar waktu (PAW) terhadap tujuh komisioner KPU saat ini. Tujuannya, mengembalikan kepercayaan rakyat kepada penyelenggaraan Pemilu 2014. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013