Bojonegoro - Bupati Bojonegoro, Suyoto menyatakan gedung untuk pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo di atas tanah seluas 1,8 hektare di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, akan mulai dibangun pada 2013.
"Pembangunan gedung untuk tempat pengungsi korban banjir ditangani Balai Besar Bengawan Solo dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," katanya, Selasa.
Namun, ia mengaku, tidak tahu pasti kapan persisnya pelaksanaan pembangunan gedung pengungsi korban banjir itu akan dimulai.
"Berapa besar biaya pembangunan gedung pengungsi itu saya juga kurang tahu," ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penanganan korban banjir luapan Bengawan Solo tidak mungkin dilakukan dengan memindahkan warga dari lokasi genangan banjir.
"Warga di dalam tanggul Bengawan Solo, juga di daerah genangan banjir lainnya tidak mau dipindahkan. Bahkan, para korban banjir itu menikmati dalam petik banjir Bengawan Solo," tuturnya.
Apalagi, lanjut dia, pengendalian banjir luapan Bengawan Solo hanya dengan membangun tanggul kanan dan kiri di daerah hilir Jatim, sebab kalau terjadi banjir besar tanggul jebol akan menimbulkan daya rusak yang tinggi.
"Kalau hanya membangun tanggul kanan dan kiri justru berbahaya kalau sewaktu-waktu Bengawan Solo meluap, kemudian tanggulnya jebol," ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemkab mencanangkan penanganan banjir luapan Bengawan Solo dengan kosep "living harmony flood" atau hidup harmonis dengan banjir, yang salah satunya yakni rintisan pembangunan gedung pengungsi.
Selain itu, katanya, pemkab juga akan menentukan lokasi-lokasi tertentu yang akan ditetapkan di dalam peraturan bupati (perbup) sebagai kawasan area banjir abadi luapan Bengawan Solo.
"Lokasi tertentu kita tentukan sebagai area genangan banjir seperti Desa Piyak dan Kabalan, Kecamatan Kanor, juga Desa Sumbangtimun, Kecamatan Trucuk," kata dia menjelaskan.
Dengan ketentuan itu, menurut dia, warga yang pemukimannya berada di daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo harus mengerti sesungguhnya di wilayahnya merupakan lokasi genangan banjir.
"Setelah itu warga ditawari mereka tetap berada di lokasi itu atau pindah," ucapnya.
Sesuai rencana pemkab setempat, gedung lokasi pengungsi di Desa Trucuk Kecamatan Trucuk, akan dimanfaatkan menampung para pengungsi korban banjir Bengawan Solo di wilayah utara, dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana, termasuk pasar. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2013