Bojonegoro - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Bojonegoro, akan meminta motor traksi lokomotif milik Perhutani yang masih tersisa, ditempatkan di Museum Rajekwesi, untuk pengenalan alat transportasi kayu hutan. Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Disbudpar Bojonegoro Saptatik, Sabtu, mengatakan, pengajuan permintaan traksi-lokomotif untuk bisa ditempatkan di Museum Rajekwesi kepada Perhutani, akan dilakukan, menunggu rampungnya perbaikan museum. "Rencananya Museum Rajekwesi akan diperbaiki dan diperlebar, pada 2013. Setelah perbaikan rampung, kami segera mengajukan permintaan kepada Perhutani agar traksi itu bisa disimpan di museum," katanya. Menurut dia traksi-lokomotif itu, memang belum masuk kategori benda cagar budaya, namun keberadaannya bisa menjadi catatan perjalanan sejarah alat transportasi yang pernah dimanfaatkan di kawasan hutan di wilayahnya. "Apalagi dalam kurun waktu tertentu bisa jadi traksi-lokomotif itu akan menjadi barang langka yang memiliki nilai sejarah sehingga masuk benda cagar budaya," paparnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, satu traksi-lokomotif itu, masih bisa tetap bertahan, sebab petugas KPH Bojonegoro, meminta kepada pemenang lelang aset Perhutani agar tidak semua traksi lokomotif dibawa. "Selain satu traksi-lokomotif, juga masih ada rel lori sepanjang 700 meter yang tidak dibawa pemenang lelang," ucapnya. Menurut dia, lelang 10 traksi-lokomotif milik Perhutani itu, sudah prosedural, sebab diketahui berbagai pihak yang menangani masalah lelang aset Pemerintah. Hanya saja, ia menyayangkan kalau traksi-lokomotif juga ikut dilelang, sebab dengan usia benda tersebut sudah sekitar 50 tahun, di masa mendatang kalau tetap dipertahankan bisa masuk benda cagar budaya. "Sebanyak 10 traksi-lokomotif yang dibawa itu, buatan Belanda berkisar 1955-1969," jelasnya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012