Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur M. Hadi Setiawan menyatakan pelestarian budaya tidak hanya berperan menjaga jati diri bangsa tetapi juga mampu menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya sektor ekonomi kreatif.
“Selain memastikan kebudayaan terjaga, kita juga memastikan ekonomi kreatif ikut berkembang. Ada multiplier effect yang berimbas pada perekonomian,” kata Hadi Setiawan saat dihubungi dari Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, pagelaran budaya seperti pertunjukan wayang kulit menjadi salah satu contoh kegiatan yang memberikan manfaat berlapis bagi masyarakat.
Tidak hanya menjadi sarana hiburan dan pelestarian tradisi, kegiatan tersebut juga menjadi pengungkit ekonomi rakyat.
Ia menjelaskan setiap pagelaran budaya akan mengundang kehadiran masyarakat dari berbagai lapisan sehingga aktivitas ekonomi di sekitar lokasi acara turut hidup.
Ia menceritakan saat menggelar wayang kulit di Kabupaten Kediri dengan Dalang Ki Cahyo Kuntari, Sabtu (22/11) malam, terlihat kerukunan dan geliat perekonomian rakyat di tempat itu.
Para pelaku usaha kecil, seperti pedagang makanan hingga penjual cinderamata, memperoleh kesempatan meningkatkan pendapatan.
“Mulai penjual pentol sampai pedagang lainnya, insyaAllah semuanya laku. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia, khususnya Jawa Timur, budaya yang kuat mampu menumbuhkan ekonomi kreatif,” ujar Ketua Golkar Kediri ini.
Hadi menambahkan, keberagaman budaya Indonesia merupakan anugerah yang harus disyukuri dan dijaga.
Ia mengingatkan pentingnya masyarakat tetap memupuk toleransi, kerukunan, dan gotong royong melalui kegiatan budaya yang mempertemukan warga secara harmonis.
“Kita sebagai warga negara Indonesia wajib menjaga budaya kita sendiri. Sebagai bangsa besar yang memiliki budaya kuat, itu adalah anugerah dari Tuhan. Kemerdekaan yang diberikan Allah SWT mari kita jaga dengan hidup rukun,” katanya menegaskan.
Ia berharap pemerintah daerah terus memberikan dukungan terhadap pengembangan dan pelestarian budaya lokal sebagai bagian dari strategi memperkuat ekonomi kerakyatan.
Editor : Astrid Faidlatul Habibah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025