Bandung (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, melaksanakan kunjungan ke PT Bio Farma (Persero), untuk melihat bisnis proses, teknologi, dan fasilitas produksi yang dimiliki Bio Farma, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (15/1/2024). Kegiatan ini berkaitan dengan tugas BPOM dalam memastikan produk obat dan makanan aman, berkhasiat/bermanfaat, dan bermutu.
"Salah satu tugas BPOM adalah menjamin keamanan, khasiat, serta kualitas obat dan makanan melalui pengawasan terhadap riset, produksi, hingga distribusi produk obat dan makanan. Dalam konteks produksi vaksin, Bio Farma merupakan kebanggaan kita, ujar Taruna Ikrar.
Ikrar mengatakan, pihaknya ingin memastikan semua proses dari riset, produksi, hingga distribusi dan farmakoviligans berjalan sesuai aturan yang ada. Kedua, memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi dan inovasi di bidang obat. Dan ketiga yang diharapkan melalui kunjungan ini, BPOM bisa berperan lebih dalam pengawalan bisnis proses produksi dan distribusi produk Bio Farma.
Kita berharap Bio Farma mampu melakukan dan menghasilkan inovasi obat-obat baru yang dibutuhkan masyarakat, kata dia.
Saat ini BPOM sedang berupaya meningkatkan level maturitas dari 3 jadi 4 serta berjuang memperoleh status World Health Organization (WHO) List Authority/WLA. Dengan diperolehnya status WLA nanti maka peluang produk vaksin Indonesia untuk menembus pasar global akan semakin besar karena produk tidak perlu melalui tahapan evaluasi lagi. Kepala BPOM menyampaikan perjuangan BPOM ini membutuhkan bantuan dan kesiapan pemangku kepentingan terkait, termasuk Bio Farma.
Usai kunjungan, Taruna Ikrar optimistis BPOM dan Bio Farma dapat berkolaborasi meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional. "Kolaborasi dan sinergi ini sekaligus menjawab kebutuhan global untuk produk-produk biologi yang aman, berkhasiat, dan bermutu," tuturnya.
Dirut Bio Farma menyampaikan, selama 134 tahun lebih, Bio Farma terus melakukan improvement. Saat ini, research and development Bio Farma didukung oleh 8 fasilitas yang berada di Bandung. Sedangkan produksi vaksinnya didukung oleh total 9 fasilitas utama dan 3 fasilitas pendukung.
BPOM adalah salah satu stakeholder yang sangat kami butuhkan dalam menjaga kualitas produk Bio Farma, ujar Shadiq Akasya. Dirut Bio Farma ini berharap kolaborasi Bio Farma dan BPOM dapat mendukung Indonesia dalam berkontribusi sebagai penyedia produk obat dan vaksin bagi dunia global.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif beserta jajaran lainnya diterima langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Bio Farma Shadiq Akasya beserta Direktur Produksi dan Supply Iin Susanti dan Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Sri Harsi Teteki.