Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Jember (Unej), Jawa Timur menambah enam guru besar menjelang dies natalis ke-61 untuk memperkuat peran perguruan tinggi negeri (PTN) berdampak kepada masyarakat.
Ketua Senat Unej Andang Subahariyanto didampingi Rektor Iwan Taruna mengukuhkan enam guru besar yakni Akhmad Taufik, Kacung Hariyono, Elok Sri Utami, Zainuri, Herlina, dan Edy Supriyanto, di Gedung Auditorium kampus setempat, Selasa.
"Saya berharap para guru besar akan memperkuat peran dan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi," kata Rektor Unej Iwan Taruna dalam sambutannya pada pengukuhan tersebut.
Menurut dia, para guru besar adalah penjaga akademik, mercusuar ilmu pengetahuan dan teknologi, sekaligus penjaga marwah perguruan tinggi karena di tengah dunia yang berubah dengan cepat, perguruan tinggi tidak hanya dituntut melahirkan sarjana namun juga tetap menjaga moral bangsa.
"Alhamdulillah, menjelang usianya yang ke-61, Unej menambah jumlah guru besar menjadi 97 profesor aktif dan tahun ini saja kami sudah mengukuhkan sembilan besar profesor," tuturnya.
Iwan juga yakin bahwa sebelum tahun 2028 jumlah guru besar di Unej akan melebihi tiga digit dan para guru besar itu yang akan menjadi motor utama peran Unej berdampak.
Mereka yang dikukuhkan yakni Akhmad Taufiq sebagai guru besar bidang Sastra dan Pembelajarannya, Kacung Hariyono guru besar bidang Pelestarian Genetik Tanaman, dan Elok Sri Utami yang merupakan guru besar bidang Keuangan Korporasi.
Selanjutnya Zainuri, guru besar bidang Ilmu Ekonomi Kelembagaan, Herlina yang merupakan guru besar bidang Teknologi Pengolahan Pangan Hasil Perkebunan, dan terakhir Edy Supriyanto yang merupakan guru besar bidang Ilmu Fisika Sel Surya.
Dalam kegiatan pengukuhan itu tampil sebagai penyaji orasi ilmiah pertama adalah Prof. Akhmad Taufiq yang mengajak hadirin untuk membaca dan memahami teks sastra secara intensif.
Melalui orasi ilmiah berjudul "Sastra, Narasi Identitas, Dan Imajinasi Politik Kebangsaan: Rekonstruksi Teks Sastra Dalam Agenda Politik Multikultural Indonesia" yang menyebutkan bahwa sastra tidaklah netral.
Di akhir upacara, Ketua Senat Unej Andang Subahariyanto menyampaikan pesan kepada guru besar yang baru dilantik dan pesan itu bersumber dari novel Bumi Manusia karya sastrawan besar Pramudya Ananta Toer.
"Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Tentu saja termasuk guru besar,” ujarnya.
