Kemenperindag Apresiasi Kerja Sama Industri-Petani
Sabtu, 6 Oktober 2012 17:48 WIB
Trenggalek -Kementerian Perindustrian dan Perdagangan mengapresiasi pengusaha lokal di Trenggalekkarena dinilai berhasil memberdayakan masyarakat sebagai pembudidaya dan pemasok pisang tanduk berkualitas tinggi.
"Ini menjadi satu inspirasi bagi saya untuk mengembangkan IKM di Indonesia, dimana pengusaha tidak hanya mencari bahan baku ke masyarakat tapi juga ikut menjaga petaninya untuk menghasilkan produk yang berkualitas," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah saat berkunjunge Kabupaten Trenggalek, Sabtu.
Ia menjelaskan, sinergi antara industri dan petani tersebut menjadi model rantai bisnis yang saling menguntungkan dan bisa menjaga ketersediaan bahan baku dan pangsa pasar.
"Gerbong bisnis itu memang seharusnya seperti itu, ada hasil pertanian (bahan baku) kemudian proses produksinya didekatkan serta ada pemasaran, sehingga benar-benar menyambung," katanya.
Lanjut Euis, usaha yang digagas Ida, warga Dusun Gelang Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari tersebut berhasil memproduksi aneka olahan makanan (snack) yang berbahan baku pisang tanduk. Hasil produksinya kini telah dipasok ke berbagai daerah dan di ekspor ke luar negeri.
Dirjen IKM ini menambahkan potensi industri kecil berbasis hasil pertanian di Indonesia asih terbuka lebar, bahan baku yang bisa dioleh beraneka ragam dan melimpah.
"Pangan itu sangat prospektif, karena 25 persen dari IKM itu ada di pangan. Sedangkan sumberdaya kita melimpah mulai ladang, sawah, laut maupun pegunungan segalanya ada dan itu bisa diolah," ujarnya.
Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat yang menjual hasil buminya dalam bentuk mentah, padahal apabila hasil produksi tersebut diolah dalam bentuk jadi muapun setengah jadi maka akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar.
Sementara itu, salah satu petani pisang tanduk di Trenggalek, Imam mengatakan, sistem kerjasama dengan industri makanan tersebut sangat menguntungkan, karena pemasaran hasil kebunnya lebih mudah dan pasti terserap.
"Selain itu kami juga mendapatkan bimbingan bagaimana cara pengolahan tanaman yang benar agar bisa menghasilkan pisang yang berkualitas," katanya. (*)