BPBD Pacitan Siaga Bencana Gerakan Tanah Menengah
Kamis, 20 September 2012 17:57 WIB
Pacitan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Jawa Timur, memberlakukan status siaga bencana gerakan tanah menengah, menyusul hujan deras yang melanda hampir semua wilayah yang ada di daerah tersebut, Kamis.
"Kewaspadaan kami tingkatkan karena sesuai data perkiraan dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), bulan ini ada potensi gerakan tanah dengan level rendah sampai menengah," ujar Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Tri Mudjiharto.
Selama kemarau, lanjut dia, kekhawatiran terhadap potensi gerakan tanah di Kabupaten Pacitan memang jauh menurun.
Namun seiring gejala perubahan cuaca yang ditandai dengan hujan deras yang melanda hampir semua wilayah tersebut, BPBD segera menaikkan level kesiagaan bencana.
Langkah preventif bencana disiapkan tim BPBD karena berdasar analisa PVMBG, potensi gerakan tanah dengan level rendah sampai menengah menyebar di 12 kecamatan yang ada di daerah tersebut.
Kecamatan-kecamatan yang berpotensi mengalami pergerakan tanah antara lain Kecamatan Donorojo, Punung, Pringkuku, Pacitan, Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Bandar.
Selain wilayah-wilayah itu, hal serupa terjadi di kawasan timur. Seperti Kecamatan Kebonagung, Tulakan, Ngadirojo, dan Sudimoro.
Selalu munculnya gerakan-gerakan tanah diperkirakan terjadi karena kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang didominasi perbukitan dan gunung.
Dijelaskannya, potensi gerakan tanah tersebut bisa terjadi karena ada proses pengisian pada rekahan-rekahan tanah yang sebelumnya bergeser.
"Gerakan tanah ini bukan dipicu oleh gempa, apalagi pengaruh gempa di banyuwangi yang hanya berkekuatan sekitar lima (5) skala richter," kata Tri.
Sesuai data PVMBG gerakan tanah kategori menengah terjadi jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Untuk melatih kesiapsiagaan dan kewaspadaan menghadapi bencana alam pihak BPBD Kabupaten Pacitan menggelar sosialisasi dan pelatihan selama tiga hari, mulai Senin (17/9) sampai Rabu (18/9).
Sejumlah pihak dilibatkan dalam kegiatan ini, terdiri dari pelajar, masyarakat, personil TNI-Polri, dan lain sebagainya dari seluruh wilayah kecamatan yang ada.
"Kami harapkan nantinya di masing-masing kecamatan terbentuk tim reaksi cepat penanggulangan bencana," katanya. (*)