Ada sesuatu yang lain di "House of Sampoerna (HoS)" atau Gedung Sampoerna di Jalan Taman Sampoerna (dekat Jalan Rajawali), Surabaya pada Agustus hingga Desember 2012. Ya, pengelola "HoS" memamerkan hal-hal yang "jadul" (jaman dulu) alias kuno yang pernah ada di museum gedung itu untuk memperingati 99 tahun berdirinya Sampoerna (27-8-1917) dan sembilan tahun beroperasinya HoS di Surabaya. "Antara lain, gedung yang kini dijadikan museum 'Hos' itu dulunya merupakan gedung bioskop, karena itu kami kembalikan fungsinya sebagai gedung bioskop kuno," ucap manajer 'HoS' Ina Silas, 7 Agustus lalu. Tidak tanggung-tanggung, HUT ke-99 Sampoerna akan diperingati dengan suguhan "perajaan" (perayaan dalam ejaan tempo dulu) keunggulan-keunggulan "HoS" yang meliputi museum, "shop", galeri seni, dan "cafe". "Perayaan" museum akan mengubah gedung museum menjadi gedung 'Sampoerna Theater' seperti saat dibeli pendiri Sampoerna Liem Seeng Tee pada 1932 dan dijadikan gedung teater atau pertunjukan pada tahun 1933. Untuk perjalanan kilas balik gedung yang bermotto "Theater Luas Hawa Tjukup" dengan kapasitas 1.000 penonton itu dipamerkan sejak 9 Agustus hingga 9 September. "Kami juga akan memutar dua film tahun 1950-an di gedung itu dan sekadar sensasi masa lalu akan kami berikan karcis bioskop di masa lalu kepada pengunjung," tuturnya. Ia menyebut dua film yang diputar kembali adalah 'Son of Ali Baba' pada 11 Agustus 2012 dan 'Niagara' pada 8 September 2012. Asal tahu saja, Film "Niagara" yang diproduksi tahun 1952 itu dibintangi Marlyn Monroe. "Sampoerna Theater merupakan gedung bioskop terbesar pada tahun 1930-1960 dan pernah dikunjungi komedian Charlie Chaplin pada tahun 1935," ulasnya. Saat itu, komedian itu datang ke Surabaya dan mengunjungi Hotel Mojopahit dan Sampoerna Theater. "Sayang sekali, kami tidak memiliki dokumentasinya, tapi ada cerita dari saksi mata pada saat itu," tukasnya. Di gedung "teater" itu juga akan ditampilkan piringan hitam dari pertunjukan atau teater yang pernah main di gedung itu, di antaranya Roro Mendoet I, Lelutjon, ketoprak 'Darmo Tjarito', Pandji Sumirang, Lenggang Djakarta, dan sebagainya. Ada pula poster film yang pernah diputar, seperti film Stowaway (1936) yang dibintangi oleh Shirley Temple dan poster film Niagara (1952) yang dibintangi oleh Marlyn Monroe, peraih Golden Globe tahun 1961. Filosofi "Tiga Tangan" Untuk "perayaan" galeri seni, panitia memamerkan 99 foto hasil bidikan anggota Sampoerna Photograpic Club (SPC) yang jumlahnya mencapai ratusan pecinta fotografi dan tersebar pada pabrik-pabrik Sampoerna se-Indonesia. "Pameran foto itu dilaksanakan pada 5 Agustus hingga 9 September. Foto yang dipamerkan pun tak kalah dengan bidikan fotografer beneran, kok," tukasnya. Perayaan "cafe" juga tak kalah sensasional, karena perayaannya menampilkan tradisi dan warisan kuliner di masa lalu yang mencerminkan perpaduan Tionghoa, Arab, dan Jawa yang berkembang di kawasan Surabaya Utara. "Karena itu, kuliner yang ditampilkan pada Agustus-Desember dan sebagian sudah langka di kota ini, antara lain nasi goreng kambing, steak lidah, garang asem ayam, osik iga bakar, teh herbal, kopi rempah, kunyit asem seger," tandasnya. Sejarah panjang perjalanan Sampoerna di kawasan Surabaya Utara, serta semangat Sampoerna untuk terus menjaga tradisi dan warisan budayanya turut mendorong "a cafe" meracik dan menyajikan menu hasil perpaduan cita rasa dari beragam budaya dan etnis yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga menyehatkan. Lain halnya dengan perayaan "shop". Seolah mengenang masa lalu, cenderamata yang dipamerkan menampilkan benda-benda cenderamata Sampoerna yang mengandung filosofi 'Tiga Tangan'. "Itu filofosi dari pendiri Sampoerna yakni produsen, distributor, dan agen. Logo dan filosofi yang dipamerkan pada Agustus-Desember itu ada dalam bentuk kaos, cangkir, dan sebagainya," ungkapnya. Misalnya, T-shirt bergambar huruf 'Wang', Polo shirt dan T-shirt berlogo Falsafah 'Tiga Tangan', serta cangkir bergambar angka jiu atau '9' dalam huruf China. "Nilai-nilai filosofis masih dipertahankan hingga kini, seperti halnya filosofi 'Tiga Tangan' yang saat ini digambarkan sebagai membangun relasi yang baik antara Sampoerna dengan produsen, distributor, dan konsumen sebagai tiga pihak utama penyokong keberhasilan usaha Sampoerna," tegasnya. Kini, "House of Sampoerna" (HoS) secara konsisten menyelenggarakan berbagai program menarik dan edukatif, serta memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung. Bahkan, pengunjung "HoS" juga dapat melakukan tur keliling kota dengan menggunakan bis "Surabaya Heritage Track" (SHT) pada jadwal tur yang telah ditentukan untuk menapak jejak "petilasan" kuno di Kota Surabaya. "Hingga 99 tahun, kami tidak menyangka meraih predikat 'Best of The Best Tourist Destination' pada ajang Surabaya 'Tourist Destination Award 2012' dan 'Certificate of Excellence 2012' dari Tripadvisor, perusahaan perjalanan online terbesar di dunia yang berbasis di Amerika. Semoga, kita semakin menghargai sejarah," ujarnya. (*)
Sensasi "Jadul" dalam Perayaan 99 Tahun "HoS"
Jumat, 24 Agustus 2012 9:39 WIB