Petani Tulungagung Tak Menikmati Kenaikan Harga Kedelai
Sabtu, 28 Juli 2012 15:59 WIB
Tulungagung - Sejumlah petani kedelai di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengaku tak menikmati kenaikan harga kedelai yang terjadi dalam dua pekan terakhir, karena musim panen telah berlalu.
"Saat panen harga kedelai masih normal di kisaran Rp5.500-Rp5.600/kilogram. Itu terjadi sebulanan lalu, kalau sekarang masih pertengahan masa tanam sehingga tidak sempat menikmati dampak kenaikan harga kedelai," kata petani kedelai di Kecamatan Sendang, H Mukri , Sabtu.
Ia berharap, saat masa panen ketiga yang diperkirakan jatuh antara akhir Agustus hingga September, harga kedelai masih tetap baik sehingga keuntungan yang mereka peroleh juga tinggi.
Hal senada diungkapkan sejumlah pesanggem (petani ladang hutan) lain saat menanggapi tren kenaikan harga kedelai secara nasional selama beberapa pekan terakhir.
"Harga kedelai memang kerap naik turun, seperti halnya cabe. Kami mungkin belum beruntung karena kenaikan terjadi saat tanaman belum dewasa," ucap seorang petani kedelai, Suprihatin.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung, Tatang Suhariyanto mengaku tetap optimistis dengan prospek pasar kedelai.
Menurut dia, kebutuhan kedelai secara nasional sampai saat masih sangat tinggi. Pemerintah bahkan berupaya keras dalam mendorong produktivitas kedelai lokal, sehingga tercapai swasembada kedelai secara nasional.
"Dengan asumsi itu, kami optimistis peluang pasar kedelai nasional sangat bagus. Apalagi kita semua sedang berupaya keras untuk terus mengurangi ketergantungan pada kedelai impor dari Amerika Serikat," ujarnya.
Tatang mengemukakan, produksi pertanian kedelai di Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun akan terus ditingkatkan. Tahun 2011, paparnya, volume produksi kedelai berhasil melampaui target yang ditetapkan sebelumnya, yakni mencapai 11.425,35 ton.
Jumlah itu jauh di atas target yang dipatok pada awal tahun 2011, yakni sebesar 9.947 ton.
Untuk terus memacu produktivitas kedelai, kata Tatang, pihaknya terus berupaya memperluas areal tanam kedelai melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM),bekerjasama dengan Perum Perhutani setempat. (*)