Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti siap memberangkatkan sejumlah guru untuk mengikuti pelatihan deep learning di Australia selama sepekan pada Mei 2025.
“Jadi, ini berbasis seleksi ya, bukan penunjukan yang nanti kami kirim ke Australia untuk belajar di sekolah-sekolah di Australia yang sudah menerapkan deep learning,” kata Mendikdasmen Mu'ti usai kegiatan penutupan Konsolnas Dikdasmen 2025 di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kota Depok, Jawa Barat, Rabu.
Lebih lanjut, ia menjelaskan para guru yang mengikuti pelatihan di Australia tersebut nantinya menjadi pelatih nasional yang bertugas untuk melatih para guru di tingkat provinsi.
“Ini pelatihan nasional ya, kemudian kami adakan pelatihan tingkat provinsi setelahnya. Dari pelatihan provinsi nanti melatih tingkat daerah. Nah, dari pelatihan tingkat daerah ini nanti yang melatih guru-guru di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang diselenggarakan di tiap-tiap daerah,” imbuhnya.
Mu'ti menerangkan pihaknya membagi jadwal pelatihan tersebut menjadi dua batch, dengan masing-masing batch berisi 15 orang guru dan akan mengikuti pelatihan selama satu minggu.
“Satu batch itu 15 orang, di sana satu minggu. Kemudian, batch kedua 15 orang. Ini pelatihan nasional, jadi kalau 30 orang guru kan teorinya cukup ya. Kemudian, setelah itu kami adakan pelatihan tingkat provinsi,” ujarnya.
Mu'ti menambahkan pihaknya kini dalam tahap penyiapan administrasi, seperti visa dan perizinan bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sebelum akhirnya memberangkatkan para guru tersebut yang direncanakan 25 Mei 2025.
Sebelumnya, pada pembukaan Konsolnas Dikdasmen 2025 (Selasa, 29/4), Mendikdasmen Mu'ti dalam paparannya mengatakan tahapan penerapan pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam sudah selesai melakukan uji publik, dan kini dalam tahap persiapan untuk mengirimkan para guru sebagai pelatih nasional ke Australia.
Kegiatan pelatihan itu, kata dia, merupakan bagian dari program kemitraan antara pihaknya dengan pemerintah Australia melalui program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI).